Tuesday, September 28, 2021

MOGOK DI TENGAH KUBURAN


(Gambar Hanya Ilustrasi, Bukan Tempat Kejadian Sebenarnya)


Malam itu, aku dan suami hendak berangkat ke resepsi pernikahan teman kami. Dalam undangan tersebut, kami dapat undangan yang jam 20.00 – 21.00. Jadi, dari rumah kami berangkat jam 19.30 dengan mengendarai mobil pribadi. Dalam perjalanan, tiba-tiba handphone-ku berbunyi...

“Halo... dik Rini ya?“Sapaku. 

Rini adalah anak tetanggaku yang malam itu aku mintai tolong untuk menjaga Dhoni, anakku satu-satunya yang baru berumur 5 tahun. Sebenarnya tadi mau aku ajak ke acara resepsi, tapi karena acaranya malam hari dan dia baru saja sembuh dari sakit panas makanya aku tinggal di rumah.

“Iya... tante, ini Rini... “Belum selesai Rini menjawab, aku sudah memotongnya.... 

“Ada apa dik Rini? Dhoni rewel ya?“ Tanyaku agak khawatir

“Enggak kok tante, Dhoni baik-baik aja. Dia sudah tidur di kamarnya tante...” Jawab Rini

“Oh iya syukurlah kalau begitu....” Lanjutku dengan perasaan lega.

“Begini tante.... ntar tante pulangnya jam berapa ya? Soalnya barusan ibu Rini kesini kasih kabar kalau bisa ntar sebelum jam 22.00 Rini bisa pulang, karena tadi ada kabar dari kampung kalau nenek meninggal. Dan rencana kami mau pulang kampung naik bis malam yang berangkat jam 22.00 malam ini tante....” Tanya Rini penuh harap

“Oh... iya dik Rini, tante usahakan. Ini dah nyampe kok di tempat resepsi. Ntar tante kasih ucapan selamat pada kedua mempelai terus langsung pamit pulang aja biar dik Rini punya waktu untuk bersiap-siap.” Jawabku.

Sesampai di pesta resepsi kami pun segera menuju ke tempat kedua mempelai dan mengucapkan selamat sekalian berpamitan untuk segera pulang dengan alasan Dhoni di rumah sendirian.

Di perjalanan pulang, agar cepat sampai rumah kami pun memilih lewat jalan pintas yang melalui dua pemakaman umum. Sebenarnya waktu pulang suamiku sudah putuskan ingin lewat jalan raya, tetapi aku membujuk suamiku agar lewat jalan pintas karena aku takut terlambat sampai rumah karena sudah janji dengan Rini. Jauh sebelum kami melewati kuburan itu mobil sudah mogok entah kenapa tapi syukurnya ada warga yang mau membantu mendorong mobil kami sehingga perjalanan pun dapat di teruskan.

Dalam perjalanan aku terus baca-baca doa dalam hati karena takut mobilku macet lagi dan terlambat sampai rumah. Namun, dalam jarak 50 meter dari arah kuburan tiba-tiba badanku terasa lemas banget pertanda ada kejadian yang tidak kami inginkan akan terjadi. Benar juga, sesampai di jalan yang ada kuburannya tiba-tiba mesin mobil pun mati mendadak. Tapi mobil tetap melaju karena suamiku sengaja meng-kopling agar melaju terus melawati jalan tersebut tanpa turun. Tapi apa yang terjadi? 

Mobil kami pun berhenti di tengah-tengah jalan yang di pinggirnya langsung kuburan. Aku pun merasa ketakutan, karena pemakaman disini memang terkenal angker. Tiba-tiba suamiku menyuruhku agar tetap berada dalam mobil, karena suami akan mendorong mobil ke pemukiman warga terdekat untuk minta bantuan.

Ketika suamiku turun dari mobil untuk mendorong mobil, pada saat membuka pintu mobil tiba-tiba tercium bau anyir campur aroma bunga-bunga kamboja dan kemenyan.

“Tunggu mas.... mas merasa mencium bau-bau aneh tidak?“ Tanyaku dengan penuh ketakutan

“Tidak tuh... ah sudahlah Ma. Jangan berpikiran yang bermacam-macam. Tidak ada apa-apa kok. Mama tunggu aja di dalam dan aku akan mendorong mobil sampai pemukiman situ...” Kata suamiku mencoba menenangkanku.

Kegiatan dorong mendorong mobilpun dilakukan suamiku sendirian dan aku di dalam mobil terus membaca baca doa, berharap tidak ada makhluk yang akan menampakkan diri. Perasaanku pun semakin takut teringat cerita-cerita seram tentang kuburan tersebut dari ayahku dan teman-temannya yang dulu sering lewat sini kalau malam. Keringat pun bercucuran kayak orang sedang mandi. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara-suara aneh, wah pikiranku jadi semakin tidak karuan. Aku mencoba melirik suamiku dari spion. Aku melihat suamiku sedang susah payah mendorong mobil. 

“Ah kasihan juga suamiku....” Pikirku.

Beberapa saat kemudian aku merasa mobil tidak bergerak lagi. Aku mencoba menengok ke belakang. 

“Lho mana suamiku.” Kataku dalam hati. “Apa mas Anto baru istirahat ya...” Lanjutku dalam hati. Kulihat sekeliling, sangat sepi. 

“Mas... mas.... dimana kamu.” Teriakku memanggil suamiku..

“Aku disini, di belakang... tunggu istirahat dulu bentar.” Teriak suamiku dari luar dengan suara yang agak terengah-engah.

“Syukurlah....” Kataku dalam hati. 

Tidak lama kemudian tiba-tiba terdengar suara kaca mobil belakang diketuk-ketuk.

“Ah mungkin suamiku butuh sesuatu.” Pikirku sambil menengok ke arah belakang.

Begitu aku menengok ke belakang.... alangkah terkejutnya diriku...

Kulihat wajah suamiku rusak berat penuh darah, matanya melotot ke arahku dan bajunya terlihat compang camping... Saat itu pun juga aku tak sadarkan diri....


Wednesday, September 1, 2021

PEREMPUAN MISTERIUS ITU TERNYATA KUNTI



Malam itu, pikiranku lagi kosong dan merasa sangat jenuh karena siangnya bekerja cukup lelah di sebuah showroom mobil kemudian malamnya harus kuliah. Akhirnya, malam itu sepulang kuliah aku habiskan malam bersama teman-teman dengan kongkow–kongkow di rumah Rudi –teman kuliahku yang kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari kampus.

“Weekend besok acara enaknya kemana coy...” Kata Rudi membuka obrolan.

“Bagaimana kalu kita berlibur ke puncak?“ Kata Sony memberi usul.

“Wahh... jangan... liburan pasti banyak yang kesana. Kita semua bisa stress karena macet.” Sergahku to the point.

Kemudian tiba-tiba Deni yang sedari tadi diam sambil menikmati rokoknya mencoba memberikan pendapat : “HHmmm bagaimana kalau kita mancing di danau... pasti asyiik..” 

“Waahh.... ide bagus tuh.... gimana teman-teman, setuju tidak.” Rudi langsung mengiyakan usulan Deni.

“Boleh juga ide Deni...” Lanjutku yang disertai anggukan Sony tanda setuju.

Akhirnya sepakat kami berempat –Aku, Rudi, Sony, dan Deni besok akan menghabiskan weekend dengan mancing di danau. Selanjutnya kami berempat melanjutkan dengan ngobrol sana sini sambil minum kopi menghabiskan malam serta membuat rencana apa-apa saja yang perlu di bawa untuk acara besok.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 dan aku bersiap-siap dan berpamitan pada teman-teman mau pulang sekarang karena memang rumahku paling jauh letaknya dibanding rumah teman-temanku yang lain. Biasanya aku pulang dengan menggunakan kereta api terakhir dari stasiun. Namun hari itu aku terpaksa membawa mobil karena siangnya aku ada meeting dengan customer. 

Saat jam tepat menunjukkan pukul 23.45 ketika aku pamit pulang dengan diiringi cemoohan dari teman-teman yang lain.

“Berani nich... pulang malam sendirian... ntar dicegat bencong loh...” Kata Deni menggoda. 

“Sori coy, aku capek berat, pengen segera istirahat nih.” Jawabku sambil menenteng tasku.

“Iya... iya, hati-hati di jalan. Sudah malam ntar ada yang numpang.” Canda Rudi.

“Ah... siapa tahu yang numpang cewek cantik.... kan bisa sekaligus aku pacarin...” Jawabku seenaknya diikuti tawa teman-temanku.

“OK... coy met malem semua... sampe besok ya...” Pamitku pada mereka sambil berlalu keluar menuju mobil.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.25 ketika aku sampai di suatu jalan sepi yang kanan kirinya masih banyak pohon rimbun dan tanah persawahan yang luas. Hanya kurang sekitar 2 km lagi jaraknya sampai rumahku. Tiba-tiba aku merasakan angin dingin berhembus tepat di belakangku dan saat itu pula aku merasa bulu kuduk-ku merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki dan udara dalam mobilku pun menjadi terasa lebih dingin. 

Spontan aku raih tombol AC dan mengecilkannya untuk mengurangi dingin. Namun udara di dalam mobil masih saja terasa dingin, akhirnya aku mematikan AC mobil. Saat aku meraih tombol AC untuk mematikannya... tiba-tiba tercium bau aneh dan berubah menjadi bau wangi kembang kemboja dari arah belakang. Pada saat aku mengintip ke spion dalam.... begitu terkejutnya aku..... ada sesosok wanita berambut panjang berumur sekitar 20 tahunan dengan baju putih panjang compang-camping yang dipenuhi dengan bercak darah duduk di jok belakang mobil. Aku langsung istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran yang aku bisa, tetapi sosok wanita tersebut masih tetap disitu dan tidak beranjak pergi.

“Permisi.... numpang lewat. Maaf kalau saya mengganggu Mbak.... dan sekarang saya minta mbak turun dari mobil saya.” Kataku dalam hati sambil tetap berdoa.

Namun, sosok perempuan tersebut tetap saja tidak beranjak pergi hingga akhirnya perjalananku sampai di sebuah tikungan dimana disitu terdapat sebuah kuburan. Pada saat itulah, tiba-tiba seperti ada yang mengusap punggungku dari arah belakang. Bulu kudukku pun semakin berdiri dan spontan mobilku tiba-tiba berhenti seiring dengan munculnya suara wanita yang sedari tadi duduk di jok belakang mobilku.

“Saya berhenti disini saja mas.... trimakasih tumpangannya mas... hihihihihi.” Ucap wanita itu dengan diiringi suara tawa cekikikan dan aroma bunga kamboja yang lambat laun menghilang.

Seketika itu juga, kulihat spion dalam mobilku. Wanita tersebut sudah tidak ada lagi di jok belakang mobil. Segera kunyalakan mobilmu dan langsung aku tancap gas.

Beberapa saat kemudian sampailah aku di rumah. Segera saja kumasukkan mobil ke dalam garasi dan aku menuju dapur untuk memasak air buat mandi. Setelah mandi dan terasa segar aku segera menuju kamar tidur untuk beristirahat. Namun, susah sekali mata ini terpejam karena masih teringat dengan kejadian yang barusan aku alami. Ku mencoba nyalakan TV dengan harapan agar aku bisa segera tidur secepatnya. Dan akhirnya aku pun tertidur dengan pulas dengan TV masih menyala.

Aku mulai terbangun dari tidurku... kulirik jam yang ada dimeja sebelah tempat tidur...

“Waah... aku kesiangan. Sudah jam 05.30“Kataku dalam hati

Segera aku beranjak dari tempat tidurku dan mengambil air wudhu kemudian shalat subuh. 

Selang beberapa saat kemudian terdengar suara tukang koran.

“Koran... koran...” Teriak pak tukang koran.

Aku bergegas keluar rumah dan memanggil tukang korang tersebut.

“Pak... beli korannya pak...” Teriakku

“Oh iya pak... silakan mau koran apa pak.” Tanya tukang koran itu

“Sebentar pak, boleh lihat-lihat sebentar kan?“ Tanyaku

“Oh silakan pak....” Jawab tukang koran

Aku mulai melihat-lihat koran dan mencari yang kira-kira beritanya menarik bagiku. Pada saat aku memegang koran lokal, begitu terkejutnya aku dengan berita utama yang ada di koran lokal tersebut.

“SEORANG WANITA KORBAN TABRAK LARI TEWAS SEKETIKA.”


La Planchada