Tuesday, September 17, 2019

Misteri Hotel Marbella (Banten)

Masih di kawasan Banten, terdapat sebuah hotel dengan fasilitas yang super lengkap bernama Hotel Marbella. Hotel ini sudah lama sekali berdiri dan cukup dikenal namanya di kalangan para wisatawan. Lokasinya yang berhadapan langsung ke laut lepas membuat kamar-kamar disini sering penuh. Sayangnya beberapa tamu hotel ini dulu banyak yang melakukan bunuh diri di hotel tersebut. Tragedi mengerikan ini pada akhirnya membuat Hotel Marbella menjadi angker dan berhantu. Tak sedikit pula para tamu merasa depresi akibat gangguan para hantu gentayangan di hotel ini. Kawasan hotel yang juga dikelilingi pohon kelapa ini akan berubah suram saat malam tiba. Kalian bisa menjadikan kawasan ini sebagai lokasi uji nyali sedang ada di Banten, dijamin bikin merinding. Hotel ini bisa kalian tuju melalui rute Anyer – Cilegon yang berjarak 160 km dari ibukota Jakarta. Kira-kira jika dari Jakarta butuh waktu 5 jam untuk sampai ke tempat ini.  

Cerita mistis yang beredar di Hotel Marbella ini ternyata bukan sekedar omong kosong belaka, karena saya sudah mengalaminya sendiri. Saya bersama keluarga dan beberapa sahabat mengisi long weekend pada tahun 2018 lalu. Dari Bandung ke Pantai Anyer memakan waktu sekitar 8-9 jam. Saat itu perjalanan cukup macet mengingat sedang long weekend, sehingga kami memutuskan untuk menginap di Hotel Marbella karena cukup tergoda dengan cerita kemewahan, keindahan dan kenyamanan serta fasilitas-fasilitas yang ditawarkan hotel ini.



Kami mendapatkan kamar di lantai 8 dengan fasilitas lengkap (3 kamar tidur, balkon, ruang utama, AC, sofa, dapur, TV, 2 kamar mandi dengan bathtub dan kelengkapan lainnya) yang bisa digunakan oleh keluarga besar, dan saat itu rombongan kami ada 12 orang. Sayangnya kondisi kebersihan ruangan saya menilai agak sedikit tidak terawat, seperti toilet yang tidak jalan washernya, sprei yang sedikit kusam, langit-langit yang retak dengan noda bekas bocor, dan lain-lainnya. Namun karena dalam keadaan capek dan malas jika harus protes ke petugas hotel, akhirnya saya terima saja keadaan itu.

Kami tiba di hotel sekitar pukul 10 pagi dan check in pada pukul 12 siang. Kami sempat melihat-lihat suasana sekitar hotel yang lumayan ramai saat itu, mungkin karena long weekend. Kami berniat untuk bersantai di Pantai Anyer, namun sayangnya kondisi cuaca pada saat itu sedang tidak mendukung. Cuaca mendung dan ombak pantai besar sampai membanjiri warung di pinggir pantai, cukup berbahaya kalau kami mau bermain di pantai sehingga kami mengurungkan niat dan memutuskan untuk kesana besok pagi saja.

Biasanya di saat cuaca bagus di lokasi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan karena pantai pasir putihnya yang bersih dan terawat. Apalagi di sekitarnya terdapat aneka kuliner khas pantai seperti hidangan laut hingga es kelapa muda, juga beragam cinderamata sampai tato temporer. Untuk water sport, fasilitas yang ditawarkan pun cukup lengkap, mulai dari boogy, selancar, banana boat, flying fish, jetski dan lainnya, semua bisa dinikmati disini dengan harga sekitar 75 ribu/orang, bahkan juga ada paket water sport yang ditawarkan.

Paginya kami berenang di kolam renang hotel yang menjadi salah satu fasilitas andalan disini, bentuknya unik dan menarik, airnya dingin, segar, bersih dan jernih, bercampur suasana yang nyaman dan udara yang segar. Di pinggir kolam ada semacam bar untuk memesan makanan ringan atau minuman. Dari sisi kolam kita bisa melihat sekeliling bangunan hotel karena lokasi kolam sendiri berada di tengah dan diapit oleh bangunan hotel yang menghadap ke Pantai Anyer. Pokonya sangat keren dan benar-benar bagus, anak-anak sangat menyukainya.

Setelah berenang dan bermain di pantai, sekitar pukul 3 sore kami langsung mandi dan istirahat sejenak. Disini awal keseraman mulai terasa, saya secara pribadi dari masuk lobby sampai lift merasa auranya berbeda, hawanya terasa lain dan bulu kuduk saya tiba-tiba langsung berdiri. Sampai masuk kamar dan ke toilet, bahkan di setiap pojok ruangan saya merasakan hal yang sama, namun saya berusaha untuk mengabaikannya.

Menjelang Maghrib kami menikmati sunset bersama keluarga tercinta dengan cuaca mendung dan angin besar disertai debur ombak. Suasana mistis saya rasakan kembali pada saat malam hari selepas Maghrib. Saya selalu merinding ketika berada di ruangan, baik kamar, toilet bahkan ruangan tamu. Saya juga merasa ada sesuatu yang melihat bahkan seperti mengawasi gerak-gerik kami di kamar. Saya tidak pernah berhenti berdoa dalam hati, namun tidak saya ceritakan perasaan saya saat itu kepada teman-teman dan keluarga, karena tidak ingin merusak suasana.

Suasana yang lebih seram terasa di saat semua orang sudah terlelap tidur. Badan saya terasa capek namun sialnya saya tidak bisa tidur, alhasil saya begadang sendiri di balkon menikmati udara dan suasana pantai, dan sesekali melihat ke bawah area kolam renang dan balkon kamar di depan. Saat itu menjelang tengah malam, tiba-tiba saya mendengar pintu di depan seperti akan dibuka orang dengan kasar dan paksa beberapa kali. Dengan memberanikan diri saya buka pintu depan, namun saya tidak melihat siapapun di luar, suasana saat itu sunyi sepi. Saya tutup kembali pintu depan, namun kemudian saya mendengar suara gemericik di toilet, seperti ada yang sedang menggunakannya. Anehnya saat saya ketuk pintu toilet tak ada yang menyahut, dan begitu saya buka pintunya ternyata tak ada orang di dalam. Tak hanya sampai disitu saja keanehan yang terjadi, karena tiba-tiba saya mendengar suara di tangga, seperti ada orang yang berjalan disana, namun begitu ditengok ternyata tak ada orang. Akhirnya saya memutuskan langsung ke kamar saja untuk tidur bersama istri dan kedua anak saya. 

Sesampainya di kamar ternyata suasananya malah lebih parah. Kondisi kamar saat itu gelap dan mencekam, dan saya merasa ada banyak makhluk yang sedang mengawasi kami saat itu. Saya berdoa dalam hati agar mereka segera pergi, namun hingga pagi suasana mencekam itu masih terasa. Bahkan saya mendengar suara berisik dari langit-langit kamar, seperti ada banyak laki-laki yang sedang berbincang dan tertawa. Istri saya juga sempat terbangun karena mendengar suara itu, “Siapa sih, berisik sekali!” katanya. 

Saya hanya menjawab spontan, “Tetangga lantai atas Bun, mungkin sedang menikmati liburan,” akhirnya istri saya kembali tidur. Padahal yang saya tahu kamar ini di adalah kamar paling atas jadi tidak ada kamar lagi di atasnya, karena sore hari saya memperhatikan dari kolam renang tidak ada kamar atau balkon lagi, artinya kamar yang saya tempati adalah kamar paling atas. Sampai adzan Subuh akhirnya suara-suara tersebut hilang.

Keesokan paginya kami bermain-main di area pantai dan untungnya tidak terjadi hal-hal yang aneh sampai kami check out dari hotel siang itu. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa pada kami semua khususnya anak-anak tercinta, saya sangat ingin segera pergi dari hotel ini, karena sudah merasa khawatir. Saat kami dalam perjalanan pulang, saya ceritakan pengalaman saya ketika berada di hotel itu, dan ternyata bukan hanya saya yang mengalami kejadian aneh, istri dan teman-teman saya juga merasakan hal yang sama. Namun mereka juga tidak mau bercerita karena tidak mau merusak suasana liburan.

No comments:

Post a Comment

La Planchada