Aku dan Erica adalah mahasiswa baru yang sedang mengalami masa orientasi. Kami berdua diterima di Universitas Indonesia dan kami juga tinggal di kost yang sama di kawasan Depok. Kejadian aneh ini aku alami pada Jum’at malam. Ketika itu aku sedang asyik mengobrol di kamar Erica sambil mendengarkan musik. Sengaja kami berdua akan menghabiskan malam dengan bermalas-malasan setelah seharian di plonco mahasiswa senior dan kebetulan besok adalah tanggal merah, jadi tidak perlu repot untuk bangun pagi.
Di kost ini ada sepuluh kamar, namun hanya kami berdua yang tinggal di kost. Penghuni kost lainnya adalah rata-rata mahasiswa senior semester 3 dan 5. Sehingga mereka semua masih libur dan belum pulang ke kost. Di saat asyik mengobrol dengan Erica, tiba-tiba aku merasa ingin buang air kecil. Aku pun segera pergi ke kamar mandi meninggalkan Erica sendirian di kamar yang sedang memutar-mutar gelombang radio mencari lagu-lagu yang bagus. Setelah merasa lega, dan hendak keluar dari kamar kecil tiba-tiba saja kejadian aneh menimpaku. Pintu kamar mandi terasa sulit aku buka, seperti terkunci dari luar. Aku mencoba mendobrak-dobrak pintu kamar mandi sambil teriak minta tolong kepada Erica.
“Tolong... tolong... Erica... Erica... tolong aku, aku terkunci di kamar mandi...” teriakku sekeras mungkin.
Namun Erica tidak juga merespon teriakanku. Aku mencoba lagi berteriak minta tolong kepada Rica sambil mendobrak-dobrak pintu kamar mandi, “Erica... Erica... tolong aku...” aku berteriak sekuat tenaga.
Di saat aku berteriak-teriak memanggil Erica, tiba-tiba lampu kamar mandi menjadi aneh... nyala... mati... nyala... mati... nyala dengan sangat terang dan kemudian perlahan-lahan meredup sangat kecil hampir mati. Tiba-tiba aku mendengar suara rintihan perempuan sambil terisak-isak dan berkata, “Jangan pergi... jangan tinggalkan saya... temani saya disini.”
Perempuan itu sudah berkata 3 kali dengan perkataan yang sama dan tiba-tiba berhenti. Aku merasa semuanya sudah berakhir, tapi kenapa nyala lampunya masih redup dan bulu kudukku semakin berdiri serta aku merasa seperti ada sesuatu yang ingin membuat aku menghadap belakang. Akhirnya aku menghadap belakang dan aku melihat sosok perempuan berambut panjang dengan banyak bercak-bercak darah di bajunya yang berwarna putih. Akhirnya aku kembali berteriak dan pintu pun terbuka.
Di depan pintu kamar mandi sudah terlihat Erica memegangiku sambil memandangiku dengan tatapan curiga dan penuh tanya.
“Kamu kenapa Wina?” tanya Erica sambil memegangi tubuhku.
“Kamu nggak dengar aku teriak minta tolong ya?” tanyaku masih ketakutan.
“Sumpah, aku tidak dengar apa-apa Win. Memangnya ada apa?” tanya Erica penuh selidik.
“Aku tadi melihat perempuan berambut panjang serem banget. Aku takut sekali Ric... aku tidur di kamarmu saja ya,” pintaku pada Erica.
“Iya... iya... ya sudah, sekarang kamu tenang aja. Malam ini kamu tidur bersamaku,” jawab Erica sambil membimbingku menuju ke kamarnya.
Kemudian aku mulai menceritakan kejadian yang aku alami di kamar mandi tadi kepada Erica. Erica pun mencoba menghiburku dan mulai mengajak ngobrol dengan topik yang lain. Lama sekali kami berdua mengobrol, hingga akhirnya kami berdua sama-sama tertidur.
Di dalam tidurku, aku bermimpi bertemu dengan perempuan berambut panjang tadi. Perempuan itu menangis dan bercerita padaku kalau ia telah diperkosa dan disiksa oleh segerombolan perampok di dalam kamar mandi itu dan ditinggalkannya sendirian dengan pintu yang terkunci dari luar hingga akhirnya ia meninggal di kamar mandi itu. Perempuan itu pun kembali menangis dan merintih serta berkata kepadaku, “Jangan pergi... jangan tinggalkan saya... temani saya...”
Aku pun terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhku, saat itu pula Erica juga terbangun dan bertanya kepadaku, “Kenapa Win, ada apa? Kamu mimpi buruk ya?” tanya Erica.
Spontan aku menjawab pertanyaan Erica dengan nada terbata-bata sambil menangis, “Erica, aku besok mau pindah kost.”
No comments:
Post a Comment