Waduk Mulur merupakan salah satu lokasi wisata alam yang sangat indah namun juga menyimpan berbagai misteri. Waduk Mulur yang dibuat sebelum jaman kemerdekaan ini dahulunya merupakan tanah Keraton Surakarta yang kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah waduk sebagai pengendali banjir dan juga sebagai pengairan sawah di wilayah Sukoharjo. Waduk Mulur juga menyimpan aneka misteri metafisik yang mungkin akan membuat orang awam mengernyitkan dahi. Beberapa cerita horor di seputar Waduk Mulur akan saya paparkan agar kita lebih bisa berintrospeksi, waspada serta lebih taat beribadah kepada Sang Pencipta kita, bukan untuk memberikan rasa takut yang berlebihan terhadap hal diluar nalar kita ini.
Salah satu tanda bahwa Waduk Mulur ini angker adalah waduk ini sudah memakan beberapa korban tewas tenggelam yang pada dasarnya korban tersebut tidak sengaja jatuh terpeleset maupun secara tidak sadar tiba-tiba terjatuh dan tenggelam. Hal ini seringkali terjadi setiap satu tahun sekali. Adakalanya memang karena kecerobohan para pengunjung, namun sebagian meyakini ada kekuatan lain yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Beberapa orang mempercayai bahwa Waduk Mulur merupakan pusat kerajaan mistis yang dipimpin oleh ular besar yang berdiam di dalam Waduk Mulur. Konon ular besar ini hanya akan muncul pada saat-saat tertentu saja dan hanya orang dengan indera keenam yang bisa merasakan kehadirannya disini.
Di dalam dan pinggir Waduk Mulur tercatat terdapat 3 pemakaman umum dan pada bagian tengah Waduk Mulur terdapat makam salah satu pejuang kemerdekaan yaitu Kyai Sayyid Iman (biasa dipanggil Mbah Sayidiman) yang merupakan salah satu pengikut dari pergerakan pejuang Pangeran Diponegoro yang hingga kini makam tersebut masih terawat dengan baik.
Di lingkungan Waduk Mulur dahulu juga pernah digunakan sebagai tempat eksekusi bagi para pelaku pemberontakan PKI sehingga kini masih terkesan angker. Sehingga banyak arwah yang mati dengan tidak semestinya dan menjadi arwah gentanyangan menghuni Waduk Mulur khususnya di sekitar utara lapangan tenis Waduk Mulur. Disini pula sering muncul penampakan sang ular besar tadi. Juga dahulu pernah terjadi kalap atau anak tenggelam di bagian titik ini. Semoga ini menjadikan kita lebih waspada akan gangguan metafisik pada titik ini.
Jika ada perkemahan baik kegiatan OSIS maupun Pramuka tidak jarang terjadi hujan pada sore hari bahkan sampai pagi hari padahal kegiatan tersebut dilaksanakan pada musim kemarau. Ada pula kejadian kesurupan baik secara massal dari peserta perkemahan maupun hanya 1-2 orang saja.
Cerita horor lainnya adalah sebuah titik di pinggir Waduk Mulur tepatnya di Dusun Badran yang dulunya merupakan pemakaman umum namun kemudian terendam air sehingga kini pun menjadi Pulau Hantu yang konon sering terlihat penampakan mistis genderuwo dimana kadang usil menampakkan diri kepada para pemancing yang sedang memancing ikan ketika malam hari. Memang namanya alam liar tak lepas dari keberadaan makhluk metafisik namun kita sebagai manusia yang diciptakan sempurna tidak perlu takut akan keberadaan mereka asalkan kita juga menjaga tingkah laku dan perkataan kita di Waduk Mulur serta tidak berbuat senonoh.
Ada kepercayaan yang menyatakan jika kita berbuat tidak baik di kawasan Waduk Mulur maka akan menerima akibat dari apa yang kita lakukan tadi. Hal-hal yang mungkin sudah menjadi rahasia umum bahwa lokasi sepi menjadi tempat yang tidak semestinya, maka bagi yang berbuat seperti itu nantinya akan mendapatkan balasan entah itu rumah tangga yang kacau atau bahkan mendapatkan musibah yang tidak terduga semisal sakit parah yang mendadak dan berakibat kematian.
Secara geografis lokasi Waduk Mulur yang membentang di sebelah utara dari desa Mulur hingga berbatasan dengan desa lain seperti Mertan dan Sugihan tentu memberikan fungsi ekonomis baik masyarakat setempat sebagai nelayan pencari ikan. Setiap tahun pun ada semacam sedekah alam dari masyarakat sekitar sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil alamnya, namun hanya dilakukan oleh beberapa warga yang masih mempercayai dan melestarikan adat istiadat tersebut.
No comments:
Post a Comment