Kisah tak terlupakan ini adalah kisah seram yang aku alami ketika aku masih duduk di bangku SMP. Kejadiannya terjadi ketika aku dan beberapa temanku pergi berlibur ke Dieng, Wonosobo. Kebetulan salah satu dari temanku ada yang memiliki villa di sana, namanya Andi.
Kita sampai di villa milik Andi sekitar jam 10 pagi. Dan ketika aku masuk, wuss... entah mengapa tiba-tiba semilir angin menerpa tubuhku dan hawanya tidak begitu enak. Padahal di halaman tadi hawanya begitu segar. Aku pun bertanya kepada teman-teman, apakah mereka juga merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan. Dan mereka semua ternyata tidak merasakan apa yang aku rasakan. Seketika aku pun menjadi merinding sendiri. Tapi kemudian kami langsung disibukkan dengan kegiatan beres-beres, masak, makan, dan main-main di halaman. Sehingga perasaan takut yang aku alami tadi bisa aku lupakan.
Hari menjelang petang, sebelum benar-benar gelap, kami kembali ke villa. Begitu masuk, perasaan itu kembali lagi menderaku. Auranya langsung berbeda, tapi aku berusaha santai seperti teman-temanku yang lain yang tidak merasakan hal-hal aneh.
Tepat jam 8 malam, kami kembali ke halaman untuk menyalakan api unggun. Memang, yang namanya liburan di puncak rasanya tidak akan lengkap tanpa ada acara api unggun. Namun, aku kembali merasakan hal yang aneh. Ketika api unggun mulai dinyalakan, aku merasa ada seseorang yang mengawasiku.
Namun lama-lama aku kebawa suasana seru kumpul bareng teman-teman ku dan akhirnya perasaan aneh itu terlupakan.
Jam 11 malam, kami menyudahi acara api unggun. Tapi, sebelum tidur kami semua membereskan dahulu bekas-bekas sampah makanan dan serbuk-serbuk kayu sisa pembakaran. Pada saat beres-beres, tidak sengaja aku melihat ke arah sebuah pohon. Di bawah pohon itu berdiri seorang gadis kecil yang melihat ke arahku dengan tatapan kosong. Wajahnya pucat pasi, berbaju putih panjang, pokoknya seram sekali. Wajahnya seperti boneka dan matanya bulat kosong seperti orang sedang melamun dan juga terlihat sangat pucat.
Aku pun langsung membatu seketika itu. Tidak sanggup untuk bergerak apalagi berteriak. Seolah-olah aku sedang terhipnotis, aku hanya bisa memandangi anak itu. Teman-temanku yang melihat keanehanku langsung mendekatiku. Dalam hati aku ingin sekali berteriak dan memeberitahu mereka semua bahwa ada hantu di bawah pohon besar itu. Aku ingin semua temanku mengetahui apa yang sedang aku alami dan apa yang sedang aku lihat. Tapi mereka biasa saja, tidak bisa melihat anak itu dan aku pun masih terdiam tak bisa bergerak.
Lama-lama badanku terasa melayang dan pandangan ku kabur. Ya, aku hampir pingsan, tapi aku masih bisa merasakan aku dibopong teman-teman dan dibawa ke kursi panjang di teras villa. Di sana aku bisa mendengar perkataan mereka. Aku ingin sekali bangun dan berkata pada semua temanku bahwa kita sedang diawasi seorang gadis kecil. Tapi aku benar-benar tidak kuat untuk bangun.
Tapi lama-kelamaan akhirnya aku bisa bangun dan berhasil duduk. Teman-temanku langsung bertanya padaku apa yang sedang aku alami dan aku lihat.
Begitu aku mau memulai cerita, tiba-tiba gadis kecil itu muncul lagi di antara teman-teman yang sedang mengerumuni ku. Seakan melarangku untuk menceritakan keberadaannya kepada teman-temanku. Aku pun terkejut dan langsung tidak bergerak. Seketika itu pula aku jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Paginya aku sadar dan sudah berada di kamar villa. Perasaan takutku hilang sama sekali. Cuma sedikit pusing yang aku rasakan. Kami pun memutuskan untuk pulang hari itu juga. Setiap temanku bertanya tentang kejadian semalam, aku enggan untuk menjawabnya karena aku masih terbayang dan takut jika gadis kecil itu tiba-tiba kembali muncul.
Tapi sepertinya Andi tahu, dia pun meminta maaf padaku dan berkata kalau gadis kecil itu memang penunggu villa sejak lama. Mungkin karena aku dan teman-temanku baru pertama ke sana, gadis kecil itu merasa asing dan terus mengawasi kami. Dan Andi juga berkata karena aku kurang beruntung, maka hanya akulah yang bisa melihat dia.
No comments:
Post a Comment