Thursday, October 7, 2021

Roh Penasaran Korban Khmer Merah

(Ilustrasi Kekejaman Khmer Merah)


Adanya rezim yang telah menyiksa dan membunuh jutaan orang di Kamboja, muncullah cerita tak terhitung tentang roh gelap yang menghantui masyarakat Kamboja. Saat malam hari di ibukota Kamboja, penjaga keamanan berkumpul karena takut.

 “Pada malam hari, kita sering melihat bayangan hitam berjalan,” kata Kim Sok, penjaga berusia 25-tahun di museum, yang berfungsi sebagai penjara utama rezim Khmer Merah tahun 1975-1979. 

“Kami harus berdekatan sehingga kita bisa menjaga satu sama lain.” lanjutnya.

Di penjara yang berkode S-21 di bawah pengawasan mantan guru matematika Kaing Guek Eav, alias Duch, lebih dari 15.000 tahanan disiksa sebelum diangkut ke ladang pembantaian di pinggiran Phnom Penh. Kepercayaan terhadap hantu korban rezim Khmer ini tersebar luas di seluruh Kamboja dan ada ketakutan tertentu kepada mereka yang telah meninggal karena kekerasan tanpa pemakaman Buddhis yang tepat.

“Banyak orang, termasuk turis, mengatakan mereka telah melihat roh menyamar sebagai seorang biarawan, seorang tahanan dan anak-anak,” kata Simorn Ith, 48 tahun, yang tinggal di sebuah rumah di seberang museum tua tersebut.

Chey Sopheara, direktur museum Tuol Sleng, mengatakan ia melihat roh narapidana di sana tak lama setelah Khmer Merah digulingkan pada Januari 1979.

“Suatu sore sekitar pukul 18.30, saya sedang duduk di bangku di dekat salah satu bangunan dan perwujudan roh yang sangat besar muncul dan dua tangannya memegang paha saya begitu erat sehingga saya tidak bisa bergerak. Saya melihat hantu itu mengenakan celana merah.” Keesokan paginya, menurut cerita, penjaga menemukan mayat seorang gadis berbalut celana merah.

Tiga dekade setelah ia selamat dari sengatan listrik dan pemukulan yang sering dilakukan oleh rezim Khmer di penjara, mantan tahanan Chum Mey, Tuol Sleng mengatakan ia sering bangun tengah malam dan menangis.

“Kadang-kadang, roh-roh penasaran itu membuat saya bermimpi tentang mereka dan mereka meminta bantuan saya,” kata lelaki tua berusia 79 tahun tersebut, yang dibiarkan hidup oleh rezim Kmer karena ia dianggap sebagai seorang mekanik yang berguna.


No comments:

Post a Comment

La Planchada