Sumber Gambar : https://s.kaskus.id/r540x540
Aku tinggal di sebuah kampung, tepatnya di daerah Cimahi. Letak desaku yang masih jarang rumah, boleh dibilang membuat orang kadang merasa takut bila keluar malam.
Kejadian yang aku alami ini terjadi sekitar satu tahun yang lalu. Suatu hari ada berita yang cukup menggemparkan. Salah satu warga dari desaku meninggal dunia karena kecelakaan kendaraan di Jakarta dan langsung di bawa pulang ke kampung halaman yaitu di desaku ini.
Sejak ada kabar itu rasanya suasana di desaku berubah menjadi mencekam dan pada sore harinya jenazah tersebut datang di rumah kediaman dan jenazah diinapkan karena suatu alasan.
Banyak warga yang datang melayat dan menunggu jenazah itu sambil mengirim doa, dan sampailah pada siang harinya yaitu setelah selesai persiapan sebelum jenazah dikuburkan.
Jenazah digotong oleh empat orang, dua di depan dan dua di belakang. Mereka saling bergantian dengan yang lainnya dan banyak yang mengiringi jenazah tersebut sampai ke pemakaman.
Usai upacara pemakaman selesai, aku pun segera pulang ke rumah karena sudah janji dengan pakdhe mau ke rumah saudara yang sedang punya hajat. Sampai di rumah ternyata pakdhe sudah menungguku.
“Lho, Pakhde sudah siap... tadi tidak ikut upacara pemakaman ya?” tanyaku.
“Tadi pakdhe tidak ikut sampai pemakaman, pakdhe sudah sejak dari pagi bantu-bantu di rumah duka, jadi begitu usai upacara di kediaman rumah duka, pakdhe langsung pulang.” jawab pakdhe.
“Sudah segera mandi dan siap-siap terus berangkat, nanti keburu sore.” lanjut pakdhe menyuruhku segera mandi bersiap-siap.
“Siap, Pakdhe...” jawabku sambil bergegas ke kamar mandi.
Siang itu aku dan pakdhe segera berangkat ke rumah saudara yang sedang punya hajat, agar pulangnya nanti tidak kemalaman.
Pada malam harinya suasana terasa sepi, tidak seperti malam-malam sebelumnya, sekitar jam dua malam aku dan pakdhe baru pulang dari rumah saudara kami yang punya hajat pernikahan, dan kebetulan tapi lebih tepatnya bukan kebetulan karena memang jalannya harus lewat depan rumah tempat orang meninggal yang tadi siang dikuburkan. Ketika itu, aku dan pakdhe hanya berjalan kaki.
Setelah melintasi rumah almarhum itu, pakdhe seperti mendengar suara orang di belakangnya dan jumlahnya banyak serta mengucapkan lafal laillahaillallah.
“Ssst. kau dengar suara itu?” tanya pakdhe sambil menoleh ke belakang
“Tidak Pakdhe... suara apa?” jawabku kebingungan dan spontan aku juga ikut menoleh ke belakang. Tapi tidak ada apa-apa sama sekali.
“Suara lafal laillahaillallah... sudah... sudah... ikuti pakdhe saja, nanti aku ceritakan.” jawab pakdhe sambil menggandengku agar mengikuti langkahnya.
Begitu sampai di depan rumah kami (rumahku dan rumah pakdhe saling berdampingan), aku mau berbelok menuju rumah. Tapi aneh, pakdhe tetap menggandengku untuk terus berjalan ke arah penghujung perbatasan desa.
“Pakdhe... kita mau...” tanyaku belum selesai dan sudah dipotong pakdhe
“Ssst... sudah... sudah ikuti pakdhe saja, nanti pakde cerita.” jawab pakdhe
Aku pun mengikuti kemana pakdhe melangkahkan kaki. Setelah sampai di penghujung perbatasan desa, Pakdhe pun membelokkan langkahnya dan berjalan menuju arah rumah kami.
Di dalam perjalanan menuju rumah kami, pakdhe pun menceritakan kenapa kami harus berjalan dulu hingga sampai perbatasan desa. Ternyata ketika pakdhe mendengar lafal laillahaillallah dalam perjalanan tadi, dan setelah pakdhe menengok ke belakang terlihat sejumlah orang sedang menggotong keranda jenazah dan yang mengiringinya.
Namun kata pakdhe, beliau teruskan perjalanan pulang dengan jantung yang terus berdebar kencang. Rasa takut yang mengiringi beliau mungkin sangat memberatkan langkah kakinya. Hal ini dikarenakan pakdhe melihat hantu pengiring jenazah. Dan konon kabarnya bahwa jika ada kejadian melihat hantu pengiring jenazah harus diantar ke penghujung atau perbatasan desa. Alasannya adalah biar tidak ada yang meninggal di desa itu.
Dan ternyata benar dengan langkah yang berat pakdhe terus berjalan menghantarkan rombongan jenazah itu sampai ke batas desa. Padahal rumah kami sudah terlewati. Setelah sampai di batas desa tepatnya di perempatan, kami pun membelokkan langkah menuju rumah kami dengan melewati jalan lain. Sedangkan, rombongan hantu pengiring jenazah itu pun terus berjalan menuju desa tetanggaku
Dan yang membuat misteri ini terbukti kebenarannya yaitu keesokan harinya ada orang meninggal di desa tetanggaku yang di tuju rombongan hantu pengiring jenazah itu.
No comments:
Post a Comment