Sumber Gambar : http://3.bp.blogspot.com
(Gambar hanya sebagai ilustrasi, bukan orang atau tempat yang sebenarnya)
Di akhir masa kerajaan Mesir Kuno, hanya beberapa dekade sebelum kerajaan tersebut ditaklukkan oleh Persia, kerajaan Mesir diperintah oleh seorang Fir’aun bernama Amasis.
Amasis menyadari bahwa kerajaannya dalam bahaya menghadapi invasi Persia dibawah pimpinan Cyrus yang saat itu mendominasi dunia, oleh sebab itu untuk memperkuat negaranya ia menjalin aliansi dengan Yunani dengan menyambut sebanyak mungkin warga Yunani yang hendak menetap maupun berdagang di Mesir. Amasis bahkan memberikan sebuah wilayah yang bernama Naucratis buat para pemukim Yunani untuk menjadi wilayah mereka sendiri.
Di Naucratis yang tak jauh letaknya dari muara sungai Nil yang mengalir ke laut di Canopus hiduplah seorang pedagang kaya dari Yunani yang bernama Charaxos, dan ia berasal dari Pulau Lesbos di Yunani. Penyair wanita terkenal Sappho adalah saudarinya, namun ia lebih banyak menghabiskan usianya dengan berdagang di Mesir dan di masa tuanya ia bermukim di Naucratis.
Pada satu hari Charaxos tengah berjalan di sebuah pasar dan melihat ada keramaian dimana orang-orang berkumpul di tempat jual beli para budak. Karena rasa keingintahuannya yang cukup besar membuat ia melangkahkan kakinya menuju keramaian tersebut dan ia melihat bahwa orang-orang di sana tengah memperhatikan seorang wanita yang sangat cantik yang dikurung dalam sebuah kerangkeng dari batu untuk dijual.
Wanita tersebut tampaknya seorang wanita dari Yunani karena kulitnya yang putih dan pipinya yang merona seperti bunga mawar yang merekah, Charaxos hanya bisa menahan nafas karena ia tidak pernah melihat wanita secantik itu sebelumnya. Akibatnya ketika proses lelang dimulai, Charaxos bertekad bahwa ia harus memenangkan lelang tersebut untuk dapat membeli sang wanita tersebut. Karena ia adalah pedagang terkaya di antara semua pedagang di Naucratis, ia berhasil memenangkan proses lelang tersebut tanpa banyak kesulitan.
Setelah berhasil membawa wanita tersebut pulang, Charaxos mengetahui bahwa sang wanita bernama Rhodopis yang mengaku bahwa ia telah diculik oleh segerombolan bajak laut dari rumahnya di daerah utara Yunani saat ia masih kecil. Lalu gerombolan penyamun laut tersebut menjualnya pada seorang pria kaya di pulau Samos yang memiliki banyak budak.
Rhodopis tumbuh besar di pulau tersebut, ia mempunyai seorang sahabat yang juga budak, seorang pria bertubuh kecil dan wajahnya jelek bernama Aesop. Aesop sangat baik hati dimana ia sering menceritakan kisah-kisah memikat seperti dongeng tentang burung-burung, binatang dan manusia kepada Rhodopis.
Namun ketika Rhodopis telah menginjak usia dewasa sang tuan ingin memperoleh uang dengan jalan menjual sang gadis ke Naucritus untuk dibeli oleh pria-pria kaya di sana.
Charaxos mendengarkan kisah sang gadis dengan seksama dan merasa sangat kasihan dengan nasib sang gadis. Charaxos menjadi tergila-gila pada Rhodopis, ia memberikan rumah yang sangat indah pada sang gadis dengan sebuah taman di tengah-tengah rumah tersebut, ia juga memberikan Rhodopis budak-budak wanita untuk dijadikan dayang-dayang yang siap untuk melayani sang gadis serta selalu memberikan hadiah baik itu perhiasan maupun pakaian yang mewah dan memanjakan Rhodopis seolah-olah ia adalah putrinya sendiri.
Pada suatu hari terjadi kejadian yang aneh dimana Rhodopis tengah mandi di kolam marmer di taman rahasia yang terdapat di tengah-tengah rumahnya. Para budak wanita memegangi pakaian sekaligus menjaga perhiasan Rhodopis termasuk sandal mawar merah kesayangannya. Rhodopis bermalas-malasan di kolam yang diisi oleh air dingin di panas hari yang sangat terik di Mesir, apalagi dibagian Utara Mesir yang sangat panas.
Tiba-tiba ketika semuanya tampak menjadi tenang dan damai, seekor elang datang menukik turun dari langit biru yang jernih menyerang kumpulan budak-budak yang tengah berada di tepi kolam, para budak wanita tersebut menjerit ketakutan dan menjatuhkan semua yang mereka pegang, mereka melarikan diri untuk bersembunyi di antara pepohonan dan bunga-bunga yang ada di taman tersebut.
Rhodopis pun bangkit dari kolam dan berdiri dengan punggung membelakangi pancuran kolam marmer tersebut, ia menatap dengan mata yang melebar karena kaget. Sang elang tidak memperdulikan seorangpun, namun ia hanya menukik dan mengambil sebelah pasang dari sandal mawar merah milik Rhodopis kemudian melambung tinggi ke udara dengan sayapnya yang besar dan dengan mencengkram sandal tersebut ia terbang ke selatan ke lembah di atas sungai Nil.
Rhodopis pun sedih dan menangis karena kehilangan sebelah pasang sandalnya karena ia yakin bahwa ia mungkin tidak akan mendapatkan lagi pasangan sandalnya tersebut, dan juga menyesal karena ia telah kehilangan barang berharga yang telah diberikan oleh Charaxos kepadanya.
Namun sang elang tampaknya seperti telah dikirim oleh para dewa, mungkin oleh Horus yang mana ia juga dilambangkan sebagai seekor burung. Burung tersebut terbang lurus mengikuti sungai Nil menuju Memphis, lalu burung tersebut menukik turun menuju ke istana.
Pada saat itu sang Fir’aun tengah berada di ruang pengadilan untuk mengadili rakyatnya maupun mendengarkan keluhan-keluhan yang diajukan oleh rakyatnya. Sang elang turun dan menukik serta tiba-tiba menjatuhkan sandal milik Rhodopis di pangkuan sang Fir’aun.
Rakyat yang tengah berkumpul memekik dan ketakutan menyaksikan hal tersebut karena seekor elang tiba-tiba menukik turun ke arah mereka, Amasis sendiri sebenarnya juga terperanjat kaget akan hal tersebut. Namun ketika ia mengangkat sandal mawar merah itu ia sangat mengagumi pengerjaan yang sangat halus untuk sebuah barang yang berukuran kecil. Sang Fir’aun Amasis merasa bahwa sepasang kaki yang memakai sandal tersebut mestilah seorang wanita yang memiliki sepasang kaki yang indah dan merupakan wanita tercantik di dunia.
Tak lama kemudian, terpesona oleh sebelah pasang dari sandal tersebut, Amasis mengeluarkan dekrit yang berbunyi:
“Para utusan saya akan memasuki seluruh kota-kota baik itu yang di Delta maupun jika perlu hingga ke Mesir Hulu sampai ke perbatasan kerajaanku. Bersama mereka akan dibawa sebelah pasang sandal mawar merah ini yang oleh burung dewa Horus telah berikan kepada saya dan mereka akan menguji bahwa siapa pemilik kaki dari sandal ini akan menjadi istri dari Fir’aun!”
Lalu para utusan Fir’aun tersebut bersujud dan kemudian berujar,
“Hidup Fir’aun, semoga sehat selalu, dan kekuatan bagi Fir’aun! Fir’aun telah berbicara dan perintahnya akan ditaati”
Lalu para pembawa pesan dari Fir’aun tersebut meninggalkan Memphis menuju Heliopolis, Tanis dan Canopus hingga akhirnya mereka sampai di Naucratis. Di sana mereka mendengar tentang keberadaan seorang saudara kaya bernama Charaxos yang mana ia telah membeli seorang wanita sangat cantik dari Yunani di pasar budak, mereka mendengar juga bagaimana Charaxos telah memanjakan sang wanita dengan seluruh harta kekayaannya seolah-olah sang wanita adalah seorang putri yang dijaga oleh para dewa.
Para utusan tersebut kemudian menuju kerumah Charaxos yang terletak di tepi sungai Nil. Di sana mereka menjumpai Rhodopis yang tengah berada di tamannya di tepi kolam.
Singkat cerita saat para utusan menunjukkan sebelah pasang dari sandalnya yang hilang dicuri oleh burung Elang, Rhodopis menjerit kesenangan karena ia tahu bahwa sebelah pasang sandal itu adalah miliknya yang telah ditemukan. Lalu Rhodopis memberikan kakinya untuk dipakaikan sandal tersebut apakah sandal tersebut memang pas di kakinya. Kemudian Rhodopis memanggil seorang budak wanita untuk mengambilkan sebelah pasang lagi dari sandal tersebut yang ia simpan dengan hati-hati dalam sebuah kotak seusai kejadian pengalamannya yang aneh dengan elang yang tiba-tiba mengambil sebelah pasang sandalnya.
Kemudian para utusan menyadari bahwa gadis inilah yang harus mereka cari seperti titah Fir’aun kepada mereka, lalu mereka semua bersujud dan berujar,
“Tuhan yang baik Fir’aun Amasis, hidup, kesehatan dan kekuatan bagi Fir’aun! Diharap Anda segera datang ke istananya di Memphis. Di sana Anda akan diperlakukan dengan sangat hormat dan diberi posisi yang tertinggi di haremnya. Karena ia percaya Horus, putra Isis dan Osiris telah mengirimkan elang untuk membawa sandal mawar merah, yang menyebabkan ia mencari Anda.”
Perintah tersebut tidak bisa dibantah, karena merupakan titah dari Fir’aun sang penguasa Mesir, Rhodopis mengucapkan selamat tinggal pada Chraxos, yang mana sang pria perasaannya terpecah antara suka cita akan nasib baik Rhodopis yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri namun ia juga sedih karena harus berpisah dengan Rhodopis, yang berangkat ke Memphis.
Di saat Rhodopis tiba di Memphis, Amasis terpesona oleh kecantikannya. Ia yakin bahwa Dewa telah mengirimkan wanita ini untuknya, ia tidak jadi membawa wanita ini ke lokasi haremnya namun ia mengambil Rhodopis sebagai ratunya, permaisuri kerajaan Mesir.
Seperti kisah klasik romantis lainnya, keduanya hidup berbahagia sepanjang sisa hidup mereka dan mereka meninggal hanya setahun sebelum invasi yang dilakukan oleh bangsa Persia ke Mesir.
No comments:
Post a Comment