Vampire identik dengan makhluk yang mengerikan. Bertaring, mengisap darah dan berwajah pucat menakutkan. Legenda dan mitos vampire telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan dipercaya bahwa vampire pernah benar-benar ada.
Di sebuah pemakaman di Rumania ditemukan tulang belulang dengan tengkorak yang diletakkan di kakinya. Diperkirakan tulang tersebut adalah sosok 'vampire' zaman dahulu. Pada abad pertengahan memang sosok vampire menjadi booming dan banyak orang yang percaya bahwa vampire memang benar-benar ada. Walau belum terbukti hingga kini, namun belum ada penelitian atau bukti valid.
Makam ini dipercaya sebagai makam vampire karena menurut legenda, vampire akan tersisa tulangnya ketika sudah mati dan dikuburkan. Uniknya, tengkorak dari orang yang mati tersebut tidak terletak di atas pundak atau sebagaimana manusia normalnya, namun terletak di kaki. Tidak heran bila orang-orang semakin yakin bahwa makam ini adalah makam vampire.
Warga Rumania yang percaya bahwa sosok vampire benar-benar ada berpendapat bahwa bisa saja tidak hanya pada makam tadi, namun juga pada tempat lain akan ada makam vampire lainnya. Beberapa ilmuwan mencoba membantah hal ini dengan memberikan argumen bahwa ada ritual khusus di pulau Slavic yang mengadopsi dari budaya pagan untuk memenggal seseorang yang dipercaya sebagai vampire.
Entah legenda vampire benar atau hanya legenda belaka yang jelas setiap ada penemuan yang aneh dan tidak biasa kerap dikaitkan dengan vampire, drakula dan makhluk penghisap darah lainnya.
Vampire dalam legenda Balkan dan Eropa Timur memiliki penampilan yang beragam (mulai dari makhluk mirip manusia sampai mayat hidup) sedangkan di Eropa Barat, vampire digambarkan sebagai makhluk yang berpenampilan rapi dan mewah.
Vampire umumnya diceritakan keluar dari makamnya pada malam hari untuk menggigit orang-orang dengan taringnya yang panjang dan mengisap darah mereka. Korban yang digigitnya biasanya akan menjadi vampire juga. Menurut beberapa mitos, vampire tidak tampak di cermin karena mereka tidak memiliki jiwa. Dalam cerita fiksi modern, vampire bisa menjelma menjadi kelelawar, serigala, bahkan gumpalan gas, dan harus menjauhkan diri dari sinar matahari.
Dalam sebagian besar cerita rakyat, vampire adalah mayat hidup, korban bunuh diri, atau penyihir, tetapi vampire juga bisa diciptakan dari roh jahat yang masuk ke suatu mayat dan melalui gigitan vampire lain. Legenda ini semakin lama semakin meluas dan bahkan di beberapa daerah menyebabkan histeria massal dan beberapa orang dituduh sebagai vampire.
Dalam legenda-legenda di Eropa, vampire biasanya digambarkan bertubuh membengkak dari tubuh normal dan berwarna merah gelap. Dalam peti matinya, vampire mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya dan kadang-kadang dengan mata kiri yang terbuka. Setelah dikubur, mayat yang merupakan vampire tetap mengalami pertumbuhan gigi, rambut, dan kuku.
Proses menjadi vampire berbeda-beda dalam beberapa kepercayaan. Di Slavia dan Cina, mayat yang dilangkahi oleh kucing atau anjing akan menjadi mayat hidup. Dalam kepercayaan Rusia, vampire adalah penyihir atau manusia yang semasa hidupnya menentang Gereja.
Ritual budaya kadang dilakukan untuk mencegah orang yang baru saja meninggal berubah menjadi mayat hidup, misalnya mengubur mayat secara terbalik atau menaruh benda-benda duniawi seperti arit atau sabit di dekat makam dengan maksud agar setan yang mendatangi mayat merasa senang atau supaya roh sang mayat merasa tentram sehingga tidak akan bangkit dari peti mati. Cara ini mirip dengan praktik penguburan orang Yunani kuno yang mengharuskan untuk menaruh sekeping obolus di mulut mayat supaya roh mayat tersebut bisa melewati sungai Styx.
Tradisi ini terus berkembang menjadi kepercayaan Yunani tentang vrykolakas, yang mana sebuah salib dan tembikar bertuliskan “Yesus Kristus berkuasa” ditaruh bersama mayat untuk mencegah mayat tersebut berubah menjadi vampire. Cara lainnya yang dipraktikkan di Eropa meliputi pemotongan tendon di lutut atau penaburan biji opium atau pasir di tanah pemakaman. Ini bertujuan agar sang vampire menghabiskan sepanjang malam dengan menghitung biji-bijian tersebut.
Dalam suatu cerita tradisional Cina, jika ada vampire yang melihat sekarung beras, maka vampire tersebut akan menghitung tiap butirnya. Mitos ini juga muncul di anak benua India dan dalam cerita masyarakat Amerika Selatan tentang penyihir dan roh jahat.
Banyak ritual dilakukan dilakukan untuk mengidentifikasi seorang vampire. Salah satu cara mencari kuburan vampire adalah dengan menggunakan anak perawan yang menunggangi kuda perawan dan berjalan di pemakaman. Menurut kepercayaan, kuda tersebut akan menolak melewati makam vampire. Umumnya yang dipakai adalah kuda hitam meskipun di Albania yang digunakan adalah kuda putih. Selain itu, lubang di atas makam dipercaya sebagai tanda vampire.
Mayat yang dicurigai sebagai vampire biasanya digambarkan memiliki penampilan yang lebih bagus dari yang seharusnya dan tidak menampakkan tanda-tanda pembusukkan. Dalam beberapa kasus, ketika kuburan seorang vampire dibuka, mayat tersebut berlumuran darah korban di wajahnya. Bukti bahwa seorang vampire aktif di suatu daerah ditandai dengan kematian ternak, domba, sanak keluarga atau tetangga.Vampire dalam cerita rakyat juga kadang-kadang melempar batu ke atap rumah, memindahkan barang-barang, dan memberi mimpi buruk dalam tidur seseorang.
Benda-benda tertentu bisa digunakan untuk melawan vampire. Bawang putih dan air suci sangat umum dalam cerita vampire. Setiap daerah memiliki benda pengusir vampire tersendiri.
Di Eropa, biji sesawi yang ditaburkan di atap rumah dipercaya dapat menjauhkan dari vampire. Benda suci lainnya adalah salib, rosario, dan air suci. Vampire dikatakan tidak bisa masuk ke tempat suci seperti gereja atau kuil, vampire juga tidak bisa melewati air. Meskipun secara tradisional tidak dianggap sebagai benda keramat, cermin digunakan untuk mengusir vampire dengan cara ditempatkan di depan pintu.
Cara yang digunakan untuk membunuh vampire sangat bervarisi dan sebagian besar berasal dari budaya Slavia selatan. Di Rusia dan negara-negara Baltik, digunakan tanaman Ash, di Serbia digunakan tanaman Hawthorn, dan ek di Silesia. Vampire yang menjadi sasaran ditusuk di bagian jantungnya, meskipun di Rusia dan Jerman utara yang diserang adalah mulutnya, sedangkan di bagian timur laut Serbia yang menjadi sasaran adalah perutnya.
Menusuk dada vampire adalah suatu cara untuk “mengempiskan” vampire. Cara ini serupa dengan mengubur benda tajam seperti arit sehingga vampire akan tertusuk benda tersebut ketika vampire tersebut membengkak. Pemenggalan sering dilakukan di Jerman dan daerah Slavia barat dengan kepala sang vampire dikubur terpisah dari tubuhnya. Cara ini dilakukan untuk mempercepat perginya roh dari tubuh. Kepala, tubuh, dan pakaian vampire juga dipaku ke tanah agar vampire tersebut tidak bisa bangkit lagi.
Orang-orang Gipsi memasukan besi atau jarum ke dalam jantung mayat dan memasang besi di mulut, mata, telinga, dan jari-jari mayat ketika penguburan. Mereka juga memasukan tanaman Hawthorn ke dalam kaus kaki mayat. Cara-cara yang lainnya adalah dengan menuangkan air mendidih di atas makam atau membakar mayat sampai menjadi abu.
Di Balkan, vampire juga bisa dibunuh dengan ditembak, ditenggelamkan, diulangi penguburannya, diperciki air suci, atau dengan eksorsisme. Di Rumania, bawang putih ditaruh di mulut mayat dan pada abad ke-19 dilakukan penembakan pada peti mati untuk mencegah munculnya vampire. Dalam kasus tertentu, tubuh vampire dipotong-potong dan dibakar. Di daerah Sakson di Jerman, buah lemon ditaruh di mulut mayat yang dicurigai sebagai vampire.
No comments:
Post a Comment