Kisah ini terjadi menjelang tahun baru dimana asrama akan tutup/libur ketika tahun baru. Gara-gara kisah horor yang aku alami ini, aku yang sebelumnya tidak percaya akan hal-hal berbau mistik menjadi percaya setelah mengalami insiden itu. Ketika itu aku masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Wenhua di Taiwan dan tinggal di Asrama Dalun. Karena kejadian inilah, mau tidak mau aku harus percaya bahwa asrama Dalun memang ada hantunya. Berikut inilah kisah yang aku alami.
Waktu itu hari terakhir ujian. Karena pada saat semester satu mata kuliahnya lumayan banyak, jadinya kami ujian terus sampai hari terakhir. Malam itu pun bersama anak-anak asrama yang lain kami memasak shabu-shabu. Dikarenakan besok siang asrama sudah akan ditutup, jadi yang tinggal di asrama tak seberapa banyak. Aku masih ingat waktu itu gerimis, jadi rasanya dingin. Kalau sudah begini, sudah pasti saat yang tepat untuk makan shabu-shabu! Aku, bersama teman-teman asrama dan si ketua lantai, makan sambil ngobrol dan bercanda. Karena baru saja selesai ujian, ditambah kondisi luar yang dingin, kami semakin ngobrol semakin berisik, sampai tiba-tiba kamar jadi gelap! Ternyata mati lampu lagi! Salah satu temanku mengeluh, “Asrama sudah hampir tidak ada orang, masih aja mati lampu!”
Aku tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. Soalnya di sekelilingku terasa sunyi senyap. Si ketua, yang merasa tidak beres juga meminta kita jangan bersuara. Lalu kami dengar di luar asrama anjing menggonggong terus. Dan belakangan, gonggongannya tiba-tiba berubah menjadi suara lolongan!
Karena kondisi di ruangan gelap gulita, salah satu teman pun beranjak ke meja belajarnya untuk mencoba mengambil senter. Tiba-tiba di pintu (dia kebetulan duduk di dekat pintu), muncul sebuah bayangan hitam, dengan suara Shandong yang kental dia marah kepada kami.
“Dasar anak-anak nakal! Sudah dibilang berapa kali jangan masak di dalam kamar, masih juga masak!”
Teman yang hendak ambil senter itu pun membalas, “Sudah mau selesai kok.”
Bayangan hitam itupun menghilang. Anjing yang di luar pun sudah diam kembali. Lampu juga akhirnya menyala. Hanya saja aku melihat wajah ketua menjadi pucat pasi. Dia bilang dia tidak ingin makan lagi. Dia juga minta kita malam ini juga lebih baik pulang ke rumah masing-masing, jangan tinggal di asrama lagi. Soalnya, tadi yang berdiri di pintu itu bukanlah manusia.
Kata si ketua, sebelum aku masuk ke Asrama Dalun, dulu ada seorang petugas yang tinggal di belakang asrama. Dia orang Shandong, postur tubuhnya kurus tinggi. Dulu setiap kali ada yang curi-curi masak di asrama terus mati lampu, paman itu pasti akan marah habis-habisan. Suaranya biasanya sangat keras, sampai anak-anak di seluruh lantai pun bisa mendengarkannya.
Tapi dengar-dengar si paman itu akhirnya meninggal sewaktu pergi ke Tiongkok sana. Semenjak itu tidak pernah kelihatan lagi. Jadi, perlahan-lahan tradisi masak-masak pun tidak ada yang peduli lagi. Hanya saja, kata paman Rongmin, penjaga asrama yang menggantikannya, kadang-kadang orangnya “kembali” ke kamar tempat dia tinggal dulu.
Untuk menghilangkan rasa takut dan menunggu pagi tiba, kami bermain kartu sampai pagi, tidak ada satupun yang berani tidur. Keesokan harinya semua langsung pulang ke rumah masing-masing.
No comments:
Post a Comment