Cerita seram mengenai kereta berhantu di jalur Jakarta-Bogor sepertinya memang sudah tidak asing bagi mereka yang terbiasa menumpangi KRL. Memang banyak orang yang menuturkan keganjilan peristiwa yang mereka alami saat menaiki kereta hantu. Bagi yang pernah mengalaminya, sudah pasti mereka akan kapok naik KRL pada malam hari. Salah satu cerita yang sempat booming mengenai kereta hantu adalah penumpang yang turun dari kereta itu tidak lagi melihat KRL.
Kejadiannya pasti selalu di luar jadwal kereta semestinya, dimana KRL seharusnya sudah tidak beroperasi. Kejadian yang paling membuat bulu kuduk merinding adalah keretanya dapat dilihat secara kasat mata oleh siapapun. KRL yang berjalan sendiri dengan tanpa adanya masinis dan penumpang melaju dari arah Bogor hingga Stasiun Manggarai. Hal ini sendiri diakui oleh sejumlah warga serta petugas penjaga lintasan kereta api.
Kejadian jalannya KRL misterius ini memang disaksikan oleh banyak warga, salah satunya adalah Sutrisno yang adalah penjaga pintu lintasan KA di daerah Bukit Duri, Jakarta Selatan. Pada saat itu, ia yang memang bertugas jaga malam, mendadak kaget karena sirene pintu lintasan tiba-tiba berbunyi. Tentu saja aneh karena pada saat itu, jam masih menunjukkan pukul 04.00 pagi dimana masih belum ada kereta yang beroperasi. Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba ada rangkaian kereta yang melintas di hadapannya dari arah Bogor dengan kecepatan 60-80 km.
Ia mengatakan bahwa pada saat itu, kereta menarik empat buah gerbong namun tidak ada penumpang dan masinis. Juga dalam keadaan gelap. Sementara Wakil Kepala Stasiun Kereta Api Manggarai, Muhyar tidak mau memberikan keterangan soal kereta api yang lewat tersebut. Akan tetapi, dia mengakui bahwa pada saat itu memang ada kereta api yang tiba-tiba nyelonong ke daerahnya. Selain itu, Zainal Abidin selaku Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT KA Daerah Operasional Jabotabek juga mengaku heran dengan insiden tersebut. Pasalnya, secara teknis jadwal operasional kereta harusnya puku 05.00 WIB. Yang lebih mengherankan lagi adalah kereta api itu meluncur tanpa adanya pasokan aliran listrik.
Cerita lainnya dialami oleh salah seorang warga bernama Slamet dimana ia pernah dihampiri oleh seorang yang baru saja turun dari kereta api sekitar pukul 23.30 WIB. Kala itu, pemuda yang mengaku seorang mahasiswa kebingungan karena sedang mencari angkot, becak dan tukang ojek. Slamet pun mengatakan bahwa KRL terakhir dari Jakarta baru tiba di Depok Baru pukul 10.00 WIB. Setelah lewat dari jam itu sudah tidak ada lagi kereta yang beroperasi.
Usai diberi minum oleh Slamet, mahasiswa tersebut menceritakan kisah yang dialaminya. Menurutnya, ia menaiki kereta api dari stasiun Universitas Pancasila. Ketika naik, ia merasa di stasiun tersebut tidak sepi. Yang dia tahu hanya ada kereta, lalu dia naiki karena akan ke Depok. Namun, saat berada di dalam KRL, ia melihat penumpang mengenakan pakaian serba putih di satu gerbong. Dan pada saat itu ia tidak merasa bingung, takut ataupun heran.
Mahasiswa yang bertempat tinggal di Perumahan BDN, Sawangan ini duduk di sebelah lelaki tua yang tengah asik membaca koran. Dia pun kemudian meminjam koran tersebut karena sang bapak tua sudah tidak lagi membacanya. Akan tetapi, kemudian ia harus turun karena kereta yang telah ditumpanginya sudah berada di Stasiun Depok Baru. Dia pun buru-buru turun dari kereta api sambil memegang koran itu.
Akan tetapi mahasiswa itu merasa heran karena stasiun dalam keadaan sepi saat ia keluar. Ia pun kemudian langsung menghampiri Slamet selaku penjaga perlintasan kereta di jalan. Kemudian, sang mahasiswa memberikan dan memperlihatkan koran yang dipinjamnya oleh seorang laki-laki tua yang ada di kereta api tadi. Benar saja, setelah diamati, koran itu ternyata terbitan lama yakni tahun 1953. Mahasiswa itu pun langsung terkulai lemas di samping Slamet yang sebelumnya memberitahu bahwa tidak ada kereta yang lewat sejak tadi.
No comments:
Post a Comment