Ini adalah sebuah pengalaman aneh yang pernah dialami oleh Nora Trisiana, seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif ternama di kota Bogor. Ketika itu di malam hari ketika dimana hujan turun sangat lebat. Saat itu Nora sedang tidur di kamarnya di sebuah apartement di pusat kota. Tiba-tiba saja ia terbangun oleh suara-suara aneh yang sepertinya berada di dalam kamarnya. Nora pun membuka matanya dengan perlahan sambil melirik jam dinding yang ternyata baru menunjukkan pukul 02:00 dini hari. Di dalam kamarnya, suasana cukup gelap, karena sudah menjadi kebiasaan Nora untuk tidur dengan lampu kamar dimatikan. Hanya seberkas cahaya temaram yang muncul dari balik jendela. Cuaca saat itu sangat dingin dan Nora lupa untuk menyalakan penghangat ruangan kamar, walaupun selimut setebal apapun tetap saja Nora masih merasakan dinginya suasana malam yang hujan.
Karena dirasa tidak ada sesuatu yang mencurigakan, Nora pun kembali melanjutkan tidurnya. Dan dalam sekejap Nora pun kembali tertidur dengan sangat pulas. Mungkin karena ia sangat lelah setelah pulang dari bekerja. Namun belum berapa lama ia tertidur, tiba-tiba saja ia terbangun lagi karena mendengar suara aneh yang terdengar sangat pelan di telinganya seperti suara-suara kerumunan serangga, dan tiba-tiba saja suara-suara itu kemudian menghilang begitu saja, saat itu Nora sempat kaget dan memperkirakan bahwa serangga-serangga itu mungkin sedang bersarang di salah satu pohon cemara yang berada di halaman apartement.
Beberapa menit kemudian terdengar lagi suara-suara aneh yang belum pernah ia kenal sebelumnya, suara ini seperti suara seseorang yang sedang bercakap-cakap, namun suara itu sangatlah aneh di telinganya. Ketika itu dengan enggan dan malas-malasan ia melihat jam dinding dengan mata sebelah tertutup, jam menunjukan pukul 02:20 dini hari. Dalam hati, Nora jadi bertanya-tanya,
“Ini terlalu pagi untuk seseorang bercakap-cakap seperti ini, memangnya tidak ada waktu besok untuk bercakap-cakap?”
Dan suara-suara itu pun semakin lama semakin terdengar sangat jelas, kali ini memang sangat jelas suara itu terdengar di telinga Nora, dan sepertinya itu adalah sebuah percakapan antara ibu dan anaknya. Dan masih dengan mata tertutup karena mengantuk, Nora pun terpaksa mendengar pembicaraan mereka tersebut.
Pertama ada suara seorang wanita yang berkata,
“Kau ini harus menuruti semua perintah dari ibumu ini mengerti!”,
Kemudian ada suara anak laki-laki menjawab,
“Ibu tak pernah mengerti perasaanku saat ini, ini sudah terlalu malam, Bu!”
Saat itu keringat dingin mulai mengucur di dahi Nora.
Sungguh sangat aneh bukan? Dini hari begini masih ada pertengkaran antara ibu dan anak, sedangkan setahu Nora, selama ini ia tidak mempunyai tetangga ibu-ibu maupun anak-anak karena di sebelah gedung apartement ini adalah sebuah asrama perawat wanita, sungguh aneh bukan?
Perasaan dan pikiran Nora mulai tidak tenang, ingin sekali ia membuka kedua matanya, namun ia sangat takut sekali, karena perasaannya semakin lama semakin tidak enak, akhirnya beberapa saat kemudian Nora langsung memberanikan diri untuk membuka kedua matanya.
Dan apa yang ia lihat?
Sebuah pemandangan aneh yang belum pernah ia lihat sebelumnya, dimana ada bayangan seorang wanita dan seorang anak berdiri di atas meja kerjanya, nampak jelas apa yang ia lihat bayangan itu hitam legam dan berbentuk manusia dan Nora dapat melihatnya dengan jelas. Setelah melihatnya, tiba-tiba saja tubuh Nora langsung lemas dan ia pun pingsan di atas tempat tidurnya.
Keesokan harinya, Nora terbangun karena mendengar pintu apartement digedor-gedor dengan keras. Ia pun bergegas bangun dan berjalan tergesa-gesa menuju ke pintu untuk mengetahui siapa gerangan yang datang.
Ketika Nora membuka pintu, rupanya si Wida, rekan kerjanya yang datang. Terlihat ia berdiri di depan pintu dengan ekspresi wajah yang kelihatan sangat shock, panik, cemas, ketakutan. Sulit digambarkan.
Nora bertanya kepadanya,
“Kenapa tiba-tiba saja kau datang ke rumahku? Bukankah hari ini seharusnya kau masuk kerja?”
Kemudian tanpa basi-basi Wida langsung menerobos masuk dan langsung membuka beberapa lembaran kertas foto yang baru saja ia cetak, ia beberkan semua lembaran kertas foto itu di atas meja kerja Nora, kemudian ia berkata,
“Aku akan memperlihatkan beberapa foto yang sangat aneh dan sepertinya kamu memang harus segera meninggalkan apartement yang kamu sewa iniini, karena kamu tidak tinggal sendiri di apartement ini, ada makhluk lain yang menghuni disini. Cobalah lihat foto ini, yang ini... dan yang ini... ada bayangan hitam berbentuk seperti sebuah figur seseorang sedang berdiri di ruang tamu, dan di beberapa lokasi lain di apartement yang kamu sewa ini...”
Nora memperhatikan dengan seksama foto-foto itu, sepertinya foto-foto itu diambil dalam sebuah pesta, tapi mengapa di apartementnya? Seingat Nora, ia tidak pernah mengadakan pesta di apartementnya. Nora pun jadi tak habis pikir bagaimana Wida bisa mengambil foto di dalam apartementnya? Dan ia pun bertanya,
“Wid, kapan kamu mengambil foto-foto ini?”
Wida pun menjelaskan,
“Bukan aku yang mengambilnya, tapi si Roland pacarnya Hani. Kamu ingat tidak sewaktu kamu ditugaskan selama lima hari ke Singapura? Kamu mempercayakan apartementmu kepada Hani bukan? Nah, ketika itulah Hani mengadakan pesta di apartementmu ini untuk merayakan ulang tahun Roland. Dan mereka memotretnya untuk mengabadikan perayaan itu...”
“Kalau mereka yang memotretnya, lantas kenapa foto-foto ini sekarang ada padamu Wid?” tanya Nora penasaran.
Wida pun menjelaskan,
“Ini semua karena Roland dan Hani takut mengatakannya padamu, mereka merasa bersalah karena mengadakan perayaan tersebut di apartementmu tanpa minta ijin terlebih dulu,”
“Dan ketika mereka melihat adanya keanehan dalam foto-foto yang telah mereka cetak tersebut, mereka ingin segera memberitahumu tapi karena tidak berani akhirnya mereka berdua meminta tolong kepadaku untuk mengatakannya padamu...” lanjut Wida.
Nora melihat sekali lagi foto-foto itu. Nampak sekali beberapa bayangan hitam legam berbentuk wujud manusia yang ikut terekam dalam foto-foto tersebut, bayangan hitam menakutkan persis seperti yang ia lihat semalam.
Nora mulai merasa takut, ia menjadi trauma dan enggan untuk tinggal lebih lama lagi di apartement tersebut. Keesokan harinya ia pun bergegas pergi meninggalkan apartement itu untuk kembali tinggal bersama kakaknya di rumahnya di pinggiran kota Bogor.
No comments:
Post a Comment