Pengalaman menyeramkan ini dialami oleh Nita hampir dua tahun yang lalu. Begitu menyeramkan dan membuat trauma sehingga membuatnya tidak mau lagi berada di rumah sendirian. Dan berikut ini kisah selengkapnya.
Sejak masih duduk di bangku SMP, Nita sudah tinggal di rumah kakaknya, Elza, karena rumahnya terletak di tengah kota sehingga dekat dengan sekolah Nita. Elza anak sulung sedangkan Nita anak bungsu. Usia mereka terpaut jauh yaitu 15 tahun. Hal ini dikarenakan orang tua mereka sangat menginginkan bayi laki-laki sehingga tidak mau berhenti punya anak sebelum mendapatkan bayi laki-laki. Namun akhirnya setelah melahirkan anak yang ke-11, yaitu Nita, mereka pun memutuskan berhenti karena kondisi fisik ibunda yang sudah tidak memungkinkan untuk hamil lagi.
Sekarang Nita sudah lulus SMA, namun ia belum melanjutkan sekolah karena satu dan lain hal, sampai akhirnya ia memutuskan untuk menetap dulu, mungkin sambil mencari pekerjaan. Karena tentunya Nita juga tidak ingin menjadi beban dan selalu menyusahkan kak Elza, apalagi kakaknya itu juga mempunyai tanggungan seorang anak kecil yang namanya Bima. Bima baru berumur satu setengah tahun, dan sedang lucu-lucunya. Hari-hari kosong Nita diisinya dengan bermain bersama Bima hingga sampailah pada hari itu dimana kak Elza harus pergi ke rumah sakit karena suami dan ibu mertuanya masuk UGD karena tertimpa kecelakaan lalu lintas. Nita pun ditugaskan untuk menjaga Bima di rumah kak Elza ini.
Awalnya Nita menolak karena takut berada di rumah malam-malam begini, apalagi ini malam jumat. Tapi ia malah dimarahi dan akhirnya sekitar jam 21.00 malam, kak Elza pergi ke rumah sakit dan Nita pun terpaksa tinggal di rumah, dan ia hanya berdua saja dengan Bima. Malam itu jam menunjukan pukul 21:30 malam. Bima saat itu menangis, sehingga Nita harus menggendongnya terus. Selama Nita tinggal di sini, baru kali ini ia berada di rumah sendirian.
Nita memang seorang penakut dan selalu berpikiran tentang hal-hal yang aneh. Ditambah lagi cerita-cerita seram yang sering ia dengar dari para tetangga mengenai rumah ini. Untuk mengusir rasa takut ia pun berjalan-jalan di ruang tengah dekat dengan pintu keluar sisi timur. Namun tiba-tiba Bima menangis karena susunya habis, sehingga Nita harus membuatkannya susu lagi.
Dengan mengerahkan segala keberaniannya Nita berjalan dari ruang tengah menuju ke dapur. Sesaat kemudian sampailah Nita di dapur dan mulai membuatkan susu. Namun, tiba-tiba terdengar derit suara pintu yang dibuka dengan pelan.
Sontak dengan nada kencang dan penasaran Nita berteriak,
“Kak Elza… sudah pulang Kak?!”
Namun tidak ada jawaban. Nita pun segera melanjutkan membuat susu untuk Bima, tangan kiri menggendong Bima dan tangan kanan sibuk membuat susu, namun tiba-tiba,
Astagaaa… Nita mendengar lagi derit suara pintu yang dibuka pelan,
“Kak, sudah pulang ya…?” teriak Nita lagi.
Namun lagi-lagi tidak ada jawaban.
Susu pun selesai dibuat, dan Bima mulai meminum susunya. Nita berjalan keluar dapur sambil melihat ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada apa-apa. Tiba-tiba terdengar suara boneka mainan keponakannya ini yang berada dari lantai 2. Nita masih mengira itu kakaknya. Nita pun naik ke lantai 2 tapi dilihatnya pintu kamar keponakannya itu tertutup dengan kunci yang masih menggantung di daun pintu sebelah luar. Sementara Nita sedang mencoba membuka pintu yang masih terkunci itu, dari dalam kamar masih terdengar suara boneka mainan itu. Dan ketika Nita berhasil membuka pintu yang terkunci itu, seketika suara boneka itu pun berhenti.
Nita melihat sebuah boneka barbie yang berada di rak mainan, ia mencoba menggerak-gerakkan boneka itu tapi tidak bersuara. Nita pun menyimpan kembali boneka itu di rak mainan, ia mencoba menyelipkannya namun karena terlalu memaksa akhirnya mainan Bima malah berjatuhan semua. Nita meletakkan Bima ke dalam buaian tempat tidurnya dan mulai membereskan mainannya. Lalu tiba-tiba Bima tertawa ketika melihat Nita membereskan mainannya. Nita menoleh sebentar ke arah Bima, tapi setelah dilihat, ternyata Bima tidak melihat atau tertawa ke arah Nita. Bima menertawakan sesuatu yang berada di belakang Nita. Jari Bima terlihat menunjuk sesuatu di belakangnya, Bima masih saja tertawa seperti sedang berinteraksi. Sambil melihat Bima yang tertawa Nita bertanya,
“Dede Bima, ada siapa di situ? Ada siapa di belakang Tante?”
Bima menatap lalu telunjuknya menunjuk sesuatu di belakang Nita, perlahan Nita memberanikan diri untuk melihat ke belakang. Tapi tidak ada siapa-siapa, jantung Nita mulai berdegup. Ia mulai merasa seluruh tubuhnya menjadi dingin dan wajahnya serasa pucat. Nita pun terus membereskan mainan yang berserakan. Ketika sedang memungut sebuah boneka mainan, dirasakannya tangan boneka itu seperti tangan anak kecil. Tangan itu sekarang mulai bergerak-gerak dan terlepas dari genggaman Nita. Kini tangan itu terasa menyentuh pipinya, jelas terasa tangannya dingin sekali. Tangan itu lalu menarik wajahnya dan menghadapkannya ke arah depan sampai Nita melihat sebuah sosok yang menyeramkan.
Sesosok anak kecil tanpa memiliki bola mata dan kedua tangannya itu memegang pipi Nita. Lobang tempat mata anak kecil itu terlihat sangat dalam dan hitam, dan dia seperti tersenyum kepadanya seakan berkata sesuatu. Sesaat kemudian terdengar jelas anak kecil itu berkata,
“Main yuuuk…”
Nita yang sangat terkejut dengan peristiwa itu langsung melompat dan lari keluar kamar. Ia berlari ke bawah tanpa berani melihat ke belakang hingga akhirnya sampai di halaman depan rumah. Jantungnya berdebar kencang, samar-samar terdengar suara tangisan Bima dari lantai atas. Karena ketakutan Nita pun sampai lupa membawa Bima.
Hingga akhirnya kakaknya pun datang. Nita segera menghambur ke kak Elza dan menceritakan semuanya tanpa terkecuali, namun kak Elza malah memarahi Nita karena meninggalkan Bima sendirian di atas. Sambil mengejar kakaknya yang berlari ke lantai atas, Nita pun mencoba menjelaskan kepada kak Elza bahwa tadi ia bertemu hantu anak kecil di kamar Bima. Namun kakaknya terkesan tidak percaya dan kembali menyalahkan Nita sampai akhirnya Bima pun tenang dan mulai tertidur.
Nita duduk di ruang tengah, lalu kak Elza datang dan meminta maaf kepada Nita. Ia tadi marah karena Nita meninggalkan Bima sendirian di kamarnya, jadi bukannya ia tidak percaya dengan penjelasan Nita. Kak Elza kemudian bercerita bahwa memang hantu anak kecil itu sering terlihat muncul di sekitar sini. Belum jelas siapa dan kenapa anak itu meninggal dan menghantui setiap orang yang menempati rumah ini. Yang pasti, sampai detik ini Nita tidak berani lagi berada di rumah sendirian.
No comments:
Post a Comment