Kisah berikut ini merupakan sekumpulan peristiwa mistik yang terjadi di kantor Lastrini, seorang karyawati bagian administrasi di sebuah perusahaan distributor farmasi di Kabupaten Banyuwangi. Cerita mistik yang sudah sering kita dengar, namun cukup menarik untuk disimak dan direnungkan.
Dan berikut ini kisahnya.
Acara makan siang kantor hari ini agak berbeda. Kalau biasanya topik yang dibicarakan sambil makan siang hanya seputar cerita soal politik kantor, infotainment, atau tentang sepak bola, maka siang ini berbeda. Lastrini tidak tahu siapa yang memulai, waktu merapat ke tempat makan, seorang ibu dan dua orang bapak sudah asyik bercerita tentang penampakan di kantor mereka.
Sebenarnya bukan hal baru sih, karena rumor ini sudah ada sejak hari pertama kantor pindah ke daerah ini sekitar tahun 1998 silam. Kata orang, daerah ini dulunya adalah tempat pembuangan mayat para pejuang kemerdekaan oleh penjajah Jepang, sehingga kemudian muncullah ragam kisah horror disini. Betul atau tidaknya masih menjadi tanda tanya hingga sekarang.
Masuk akal juga sih mengingat ketika pertama masuk ke daerah ini pada masa itu orang-orang menganggap daerah ini adalah tempatnya jin buang anak. Kuntilanak saja bisa kesurupan kalau masuk ke daerah sini. Hehehe.
Itu sih kata orang...
Namun memang begitulah adanya. Ragam kejadian aneh yang bisa membuat bulu kuduk merinding daftarnya sudah begitu panjang sejak pertama kali kantor ini ditempati. Salah satunya adalah peristiwa berikut ini.
Suatu hari seorang staff marketing kantor masuk di hari Minggu. Dia orang pertama yang membuka pintu, maklum ketika itu hari libur. Pada saat pintu terbuka si bapak mendengar dengan jelas suara gagang telepon diletakkan dengan agak keras. Si bapak sampai berpikir mungkin ada orang yang terjebak di dalam kantor. Tapi ternyata tidak demikian, karena dia betul-betul seorang diri dan pada hari itu dia adalah orang pertama yang membuka pintu.
Nah, ada lagi cerita lainnya, suatu malam dua orang staff bagian keuangan harus bekerja lembur karena besoknya adalah hari gajian bagi staff harian. Saat sedang asyik menghitung uang dan memilah-milahnya ke dalam amplop tiba-tiba dari kamar mandi terdengar suara gebyar-gebyur seperti ada orang sedang mandi. Mereka kaget karena setahu mereka tidak ada orang lain lagi di dalam kantor itu. Setelah diperiksa, memang betul kamar mandinya kosong padahal suara gebyar-gebyur tadi terdengar begitu jelas sekali.
Satu lagi cerita tentang hantu di kantor ini. Ketika itu seorang bapak datang paling pagi dan langsung masuk ke ruangan divisi teknik. Di ambang pintu sekilas dia melihat bayangan seorang lelaki bergerak masuk ke dalam ruangan direktur yang ada di ujung ruangan. Pikirnya, itu pasti si OB yang biasanya memang datang paling pagi untuk membersihkan ruangan. Tapi ternyata bukan, karena tidak lama kemudian si OB muncul di belakangnya. Si bapak terperanjat kaget. Dia pun bergegas melongok ke ruang direktur dan betul-betul tidak ada orang disana padahal dia yakin sekali kalau tadi melihat bayangan orang dengan jelas berjalan masuk ke ruangan itu.
Cerita-cerita hantu ini mengingatkan Lastrini pada kejadian di acara rekreasi bersama di pantai Boom bersama teman-teman bagian administrasi tempo hari.
Zakia, putri bungsu bu Hamidah yang baru berumur kurang lebih 1 tahun betul-betul rewel ketika dibawa tidur di kamar. Meski sudah lelap di gendongan dia pasti langsung berontak ketika ditaruh di ranjang. Usut punya usut ternyata Zakia takut melihat penampakan seorang perempuan disana, bahkan ibunya juga sempat melihat penampakan perempuan itu yang berambut panjang tergerai sampai pantat, mengenakan jubah putih panjang sampai menutupi mata kaki, dan ia berjalan mondar-mandir di sepanjang lorong penginapan. Keterangannya itu diperkuat oleh kesaksian dari Luthfi yang katanya juga sempat melihat ada wanita yang tidak dikenalnya di tempat mereka menginap.
Lastrini percaya bahwa memang ada orang tertentu yang mendapatkan karunia Tuhan, yaitu bisa melihat langsung kehadiran para mahluk halus tersebut. Mereka yang dikaruniai indera keenam atau bahasa kerennya sixth senses. Ada juga yang sebenarnya tidak punya sixth senses tapi bisa melihat kehadiran para mahluk halus itu. Apakah itu artinya mereka sedang beruntung atau sedang sial. Entahlah...
Bagaimana dengan Lastrini? Alhamdulillah bahwa sampai saat ini Lastrini belum pernah melihat bentuk penampakan seperti itu. Ia tidak mau takabur, tapi Lastrini mengaku termasuk orang yang tidak terlalu takut dengan hal-hal ghaib seperti itu. Ia merasa yakin bukan karena mempunyai ilmu tertentu atau beriman tebal, tapi ia yakin bahwa mereka, para makhluk ghaib itu juga agak malas mengganggunya karena mungkin mereka berpikir,
“Ngapain mengganggu sesama setan?” katanya sambil bercanda.
Tapi serius, Lastrini juga kadang merasa ngeri kalau tinggal sendirian sambil kerja lembur di kantor malam-malam dan tiba-tiba cerita-cerita horror itu mampir di kepala. Satu-satunya senjata andalan Lastrini untuk mengusir pikiran-pikiran seram itu adalah dengan memasang musik kencang-kencang untuk mengalihkan perhatian.
Lastrini sendiri percaya bahwa makhluk-makhluk ghaib itu memang ada di sekitar kita dimanapun kita berada dan mereka memang muncul sesuai asumsi kita. Semakin kita percaya pada kekuatan dan kemunculan mereka sehingga membuat kita sendiri menjadi takut maka semakin senanglah mereka dan mungkin semakin doyan juga mereka mengganggu manusia.
Makanya Lastrini selalu berusaha untuk menanamkan sugesti bahwa mereka, para makhluk ghaib itu, sebenarnya takut pada manusia dan apa yang disuguhkan oleh film-film horror yang beredar di masyarakat hanyalah penggambaran berlebihan dari sosok bangsa mereka.
Tapi kira-kira kalau bertemu langsung dengan mereka Lastrini berani nggak ya?
Ehmm... entahlah...!
Bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda percaya bahwa yang namanya hantu itu benar-benar ada?
Kalau bertemu langsung, berani tidak?
No comments:
Post a Comment