Tuesday, January 19, 2021

PENUMPANG MISTERIUS


(Gambar ini hanya ilustrasi)


Malam itu, pikiranku lagi kosong dan merasa sangat jenuh karena siangnya bekerja cukup lelah di sebuah showroom mobil kemudian malamnya harus kuliah. Akhirnya, malam itu sepulang kuliah aku habiskan malam bersama teman-teman dengan kongkow–kongkow di rumah Rudi –teman kuliahku yang kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari kampus.

“Weekend besok acara enaknya kemana coy...” Kata Rudi membuka obrolan.

“Bagaimana kalu kita berlibur ke puncak?“ Kata Sony memberi usul.

“Wahh... jangan... liburan pasti banyak yang kesana. Kita semua bisa stress karena macet.” Sergahku to the point.

Kemudian tiba-tiba Deni yang sedari tadi diam sambil menikmati rokoknya mencoba memberikan pendapat : “HHmmm bagaimana kalau kita mancing di danau... pasti asyiik..” 

“Waahh.... ide bagus tuh.... gimana teman-teman, setuju tidak.” Rudi langsung mengiyakan usulan Deni.

“Boleh juga ide Deni...” Lanjutku yang disertai anggukan Sony tanda setuju.

Akhirnya sepakat kami berempat –Aku, Rudi, Sony, dan Deni besok akan menghabiskan weekend dengan mancing di danau. Selanjutnya kami berempat melanjutkan dengan ngobrol sana sini sambil minum kopi menghabiskan malam serta membuat rencana apa-apa saja yang perlu di bawa untuk acara besok.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 dan aku bersiap-siap dan berpamitan pada teman-teman mau pulang sekarang karena memang rumahku paling jauh letaknya dibanding rumah teman-temanku yang lain. Biasanya aku pulang dengan menggunakan kereta api terakhir dari stasiun. Namun hari itu aku terpaksa membawa mobil karena siangnya aku ada meeting dengan customer. 

Saat jam tepat menunjukkan pukul 23.45 ketika aku pamit pulang dengan diiringi cemoohan dari teman-teman yang lain.

“Berani nich... pulang malam sendirian... ntar dicegat bencong loh...” Kata Deni menggoda. 

“Sori coy, aku capek berat, pengen segera istirahat nih.” Jawabku sambil menenteng tasku.

“Iya... iya, hati-hati di jalan. Sudah malam ntar ada yang numpang.” Canda Rudi.

“Ah... siapa tahu yang numpang cewek cantik.... kan bisa sekaligus aku pacarin...” Jawabku seenaknya diikuti tawa teman-temanku.

“OK... coy met malem semua... sampe besok ya...” Pamitku pada mereka sambil berlalu keluar menuju mobil.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.25 ketika aku sampai di suatu jalan sepi yang kanan kirinya masih banyak pohon rimbun dan tanah persawahan yang luas. Hanya kurang sekitar 2 km lagi jaraknya sampai rumahku. Tiba-tiba aku merasakan angin dingin berhembus tepat di belakangku dan saat itu pula aku merasa bulu kuduk-ku merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki dan udara dalam mobilku pun menjadi terasa lebih dingin. 

Spontan aku raih tombol AC dan mengecilkannya untuk mengurangi dingin. Namun udara di dalam mobil masih saja terasa dingin, akhirnya aku mematikan AC mobil. Saat aku meraih tombol AC untuk mematikannya... tiba-tiba tercium bau aneh dan berubah menjadi bau wangi kembang kemboja dari arah belakang. Pada saat aku mengintip ke spion dalam.... begitu terkejutnya aku..... ada sesosok wanita berambut panjang berumur sekitar 20 tahunan dengan baju putih panjang compang-camping yang dipenuhi dengan bercak darah duduk di jok belakang mobil. Aku langsung istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran yang aku bisa, tetapi sosok wanita tersebut masih tetap disitu dan tidak beranjak pergi.

“Permisi.... numpang lewat. Maaf kalau saya mengganggu Mbak.... dan sekarang saya minta mbak turun dari mobil saya.” Kataku dalam hati sambil tetap berdoa.

Namun, sosok perempuan tersebut tetap saja tidak beranjak pergi hingga akhirnya perjalananku sampai di sebuah tikungan dimana disitu terdapat sebuah kuburan. Pada saat itulah, tiba-tiba seperti ada yang mengusap punggungku dari arah belakang. Bulu kudukku pun semakin berdiri dan spontan mobilku tiba-tiba berhenti seiring dengan munculnya suara wanita yang sedari tadi duduk di jok belakang mobilku.

“Saya berhenti disini saja mas.... trimakasih tumpangannya mas... hihihihihi.” Ucap wanita itu dengan diiringi suara tawa cekikikan dan aroma bunga kamboja yang lambat laun menghilang.

Seketika itu juga, kulihat spion dalam mobilku. Wanita tersebut sudah tidak ada lagi di jok belakang mobil. Segera kunyalakan mobilmu dan langsung aku tancap gas.

Beberapa saat kemudian sampailah aku di rumah. Segera saja kumasukkan mobil ke dalam garasi dan aku menuju dapur untuk memasak air buat mandi. Setelah mandi dan terasa segar aku segera menuju kamar tidur untuk beristirahat. Namun, susah sekali mata ini terpejam karena masih teringat dengan kejadian yang barusan aku alami. Ku mencoba nyalakan TV dengan harapan agar aku bisa segera tidur secepatnya. Dan akhirnya aku pun tertidur dengan pulas dengan TV masih menyala.

Aku mulai terbangun dari tidurku... kulirik jam yang ada dimeja sebelah tempat tidur...

“Waah... aku kesiangan. Sudah jam 05.30“Kataku dalam hati

Segera aku beranjak dari tempat tidurku dan mengambil air wudhu kemudian shalat subuh. 

Selang beberapa saat kemudian terdengar suara tukang koran.

“Koran... koran...” Teriak pak tukang koran.

Aku bergegas keluar rumah dan memanggil tukang korang tersebut.

“Pak... beli korannya pak...” Teriakku

“Oh iya pak... silakan mau koran apa pak.” Tanya tukang koran itu

“Sebentar pak, boleh lihat-lihat sebentar kan?“ Tanyaku

“Oh silakan pak....” Jawab tukang koran

Aku mulai melihat-lihat koran dan mencari yang kira-kira beritanya menarik bagiku. Pada saat aku memegang koran lokal, begitu terkejutnya aku dengan berita utama yang ada di koran lokal tersebut.

“SEORANG WANITA KORBAN TABRAK LARI TEWAS SEKETIKA.”


No comments:

Post a Comment

La Planchada