Kisah nyata ini dialami oleh temanku ketika masih bekerja di sebuah museum di kota Surabaya. Ia mengisahkan tentang kejadian-kejadian aneh yang terjadi di museum kala itu yang benar-benar membuat bulu kuduk berdiri.
Semua berawal ketika museum tempatnya bekerja menerima titipan artefak dari sebuah museum negara tetangga, untuk dipamerkan dan diperlihatkan kepada masyarakat umum selama sebulan. Semenjak hari pertama artefak itu di pajang di ruang utama museum, berbagai peristiwa aneh dan mengerikan terjadi secara beruntun. Kecelakaan terjadi di museum hampir setiap hari, bahkan ada yang sangat fatal hingga merenggut nyawa.
Tidak hanya masyarakat yang berkunjung, para petugas museum, mulai dari cleaning service, petugas keamanan sampai karyawan setingkat manajer juga tidak bisa lepas dari teror kecelakaan maut yang mengincar di museum tersebut.
Temanku tersebut yang bertugas di meja resepsionis, sebut saja Dian, mengungkapkan kalau dirinya seringkali mendapat laporan dari pengunjung maupun petugas museum yang melihat sosok manusia tanpa kepala berkelebat di belakang mereka dan ketika diperhatikan dengan seksama, sosok tersebut berangsur menguap dan sirna bagai asap tertiup angin.
Semula temanku yang cantik ini tidak percaya.
“Sampai akhirnya aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Benar-benar menyeramkan,” katanya dengan bibir gemetar.
Dia mengaku, bukan sekali dua kali saja diganggu makhluk tanpa kepala yang berlalu lalang dan muncul di berbagai sudut museum. Waktu pertama kali melihat penampakan hantu tanpa kepala tersebut, Dian sempat shock. Badannya mendadak demam dan nyaris kehilangan nyali untuk masuk kerja lagi. Namun lama kelamaan, dirinya mampu mengendalikan diri sehingga ketika sosok hantu tanpa kepala tadi mengganggu lagi, sudah dianggapnya sebagai hal yang biasa-biasa saja.
“Memang kalau hantu ngesot sudah banyak yang lihat. Sedangkan hantu manusia yang tidak ada kepalanya itu, beberapa staf di sini sudah pernah melihatnya, begitu pula beberapa pengunjung,” katanya dengan penuh keyakinan.
Masih menurut Dian, biasanya setelah muncul penampakan hantu tanpa kepala, atau hantu-hantu lainnya, maka sehari atau dua hari kemudian akan terjadi kecelakaan mengerikan di dalam atau di lingkungan museum.
“Kalau sudah ada penampakan, beberapa waktu kemudian akan terjadi kecelakaan, entah ada yang terpeleset di toilet, tergelincir di tangga, bahkan pernah ada yang terjatuh seolah-olah sengaja terjun bebas dari atas balkon museum,” jelasnya.
Dian lantas menceritakan sebuah peristiwa mengerikan yang dialaminya sendiri.
Suatu ketika Dian yang bekerja sebagai tenaga administrasi sekaligus sebagai petugas resepsionis sedang kerja lembur bersama beberapa staf lainnya untuk menyelesaikan rekapitulasi jumlah pengunjung pameran. Ketika itu menjelang jam 10 malam, Dian yang kala itu berada di toilet sedang mencuci tangan di wastafel.
Tiba-tiba ia merasa ada yang menarik baju bagian belakangnya, namun saat ditengok tidak ada siapa-siapa. Selang beberapa detik kemudian, baju bagian belakangnya kembali ditarik, sampai terjadi yang ketiga kalinya ia memberanikan diri menengok ke belakang. Saat itulah ia kaget bukan kepalang. Lututnya seakan mau lepas, dan tak lagi mampu menopang berat tubuhnya yang sebenarnya tergolong cukup langsing.
Di belakangnya ternyata telah berdiri seorang bocah berwajah pucat berusia sekitar 4 tahun dan mengenakan pampers. Bocah tadi bertelanjang dada, kepalanya botak dan mengulurkan kedua tangannya minta digendong.
“Langsung saja kumarahi anak itu, apa-apaan, sudah bikin kaget sampai jantung mau copot, malah minta digendong-gendong. Setelah kumarahi, eh tiba-tiba saja anak tersebut lenyap dari hadapanku,” kata Dian dengan mimik yang serius. Bisa jadi, tambahnya lagi, kehilangan uang maupun benda berharga yang terjadi di museum bukan semata dilakukan oleh seorang pencuri, melainkan tuyul yang berkeliaran di museum.
“Aku segera bergegas menemui salah seorang rekan kerja, namanya Rita, dan kuceritakan kepadanya peristiwa aneh yang baru saja kualami di toilet, tentang anak kecil botak yang menarik-narik bajuku dan minta digendong. Kata Rita, makhluk itu adalah tuyul dan memang terkadang menampakan diri,” jelasnya.
Setelah genap sebulan, dan artefak yang dipamerkan itupun segera dikembalikan ke tempat asalnya. Dan hantu-hantu yang semula sering berkeliaran menampakkan diri mereka dan membuat heboh museum, kini sudah mulai berkurang jumlahnya.
Namun masih ada beberapa yang kadang menampakkan diri mereka. Mungkin mereka adalah hantu-hantu yang tertinggal di museum dan tidak ikut terbawa pulang ke tempat asalnya ketika artefak yang dipamerkan dikirimkan kembali ke negaranya.
Kendati sering diganggu makhluk halus, Dian mengatakan dirinya tidak pernah kehilangan semangat untuk bekerja.
“Namanya pekerjaan tetap harus dikerjakan, dan ketika terpaksa harus melihat hantu, kita hanya bisa berserah kepada Yang Maha Kuasa saja,” kata Dian.
No comments:
Post a Comment