Nama saya adalah Gilang. Saat ini saya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Madura. Pengalaman horor ini saya alami sekitar 3 tahun lalu. Pada suatu malam, ketika itu saya sedang berkumpul bersama teman-teman di rumah guru SMA kami dulu. Beliau memang sosok yang sangat akrab dengan murid-muridnya, bahkan rumahnya sudah biasa dijadikan tempat nongkrong bersama dengan murid-muridnya. Malam pun tak terasa semakin larut, waktu sudah menunjukkan sekitar jam 12 malam. Saat itu kami memang sudah mulai merasa lelah setelah asyik bercanda-canda dan mengenang cerita-cerita jaman SMA kami dulu. Ketika kami sedang duduk sambil nonton TV dan minum kopi, tiba-tiba guru saya berkata, “Hati-hati ada ‘tante’ datang.”
Kaget dan bingung, saya bertanya kepadanya, “Ada apa Pak?”
“Tidak apa-apa, ada ‘tante’ datang, jangan kaget dan jangan takut,” jawabnya.
Yang dimaksud oleh guruku dengan ‘tante’ disini adalah hantu perempuan. Mantan guruku itu memang bisa melihat hantu, dan biasanya ketika ada yang tidak beres, beliau selalu memperingatkan kami. Kemudian beliau meninggalkan kami dan berjalan ke belakang untuk membuat kopi lagi. Setelah itu keanehan mulai terjadi di ruang tamu. Saya dan teman saya mencium bau busuk, kami saling tatap dan merasakan suasana berubah, terasa lain dari biasanya.
Salah seorang teman saya melihat seorang perempuan berdiri di depan pagar tetangga depan. Yang jelas dia bukan manusia, karena sosok perempuan itu terlihat berdiri di antara pagar dan jalan, badannya transparan dan menembus pagar sehingga badannya setengah ada di dalam halaman dan setengahnya lagi ada di jalan. Kata temanku dia tersenyum lebar alias menyeringai ke arahnya. Rambutnya panjang hingga bawah pinggang. Wajahnya pucat dengan lingkaran hitam di sekeliling matanya seperti sosok hantu yang sering terlihat di televisi. Temanku kebetulan memang pemberani, dia masih bisa berkata astagfirullah. Namun temanku yang satu lagi sangat shock dan sulit bernapas.
Saya sendiri ketika itu melihat ke arah pohon mangga di rumah tetangga, ada sosok yang membuat saya merinding hingga bulu kuduk saya berdiri. Di salah satu ranting pohon tersebut, ada seorang perempuan terlentang tanpa mengenakan busana sambil terus melihat ke arahku. Warna kulitnya sangat pucat, rambutnya kucal, mata dan mulutnya lebar, dan yang paling mengerikan adalah ukuran payudaranya sangat besar dan panjang, dan tangannya juga lebih panjang dari tangan manusia pada umumnya dengan jari-jari yang berbentuk tidak wajar.
Semakin lemas kami saat itu ketika sosok hantu yang dikenal dengan nama kuntilanak dan wewe gombel itu terbang rendah mengarah ke arah kami. Badan kami terasa kaku, sesak napas, dan mulut seperti dikunci rapat tanpa bisa berbicara sepatah kata pun, serta mata saya benar-benar tidak bisa ditutup lagi. Mereka semakin dekat, wajahnya semakin jelas dan semakin seram saat sudah berada sekitar 1 meter dari pintu rumah guru saya. Setelah sampai di depan pintu, mereka berubah menjadi sekumpulan asap yang kemudian menghilang secara misterius. Kami merasa hidup kembali dan dapat bergerak setelah mereka menghilang.
Sebenarnya kejadian horor tersebut hanya terjadi beberapa menit saja. Setelah dua hantu tersebut menghilang, guru saya datang dan menyarankan kami agar menginap di rumahnya saja. “Lebih baik kalian menginap saja, malam ini semua pada keluar.”
Akhirnya kami memutuskan untuk menginap saja karena memang sepertinya di luar sangat menyeramkan. Belum lagi kami harus menuntun motor melewati gang sempit dengan rumah-rumah kosong di sekitarnya sejauh 200 meter sebelum mencapai jalan raya. Konon di sepanjang lorong gang yang harus kami lewati tersebut memang sangat menyeramkan. Sering terdengar langkah kaki misterius, hantu anak kecil yang berlari-lari, atau juga terdengar suara langkah raksasa berwujud orang hitam bermata satu sedang berjalan di lorong tersebut. Sangat mengerikan.
No comments:
Post a Comment