Friday, August 2, 2019

Tikungan Mata Kucing Skyline (Jayapura)

Kawasan tikungan Mata Kucing Skyline Kota Jayapura merupakan lokasi yang terangker, banyak penampakan terjadi di area tersebut. Dan, syarat utama bagi warga yang hendak melintas area itu adalah dengan menyodorkan upah berupa uang logam yang ditaburkan di sepanjang jalan.

Siang itu cuaca Jayapura terasa sangat panas. Rasa panas dan gerah ditambah listrik yang mati sehingga AC kantor juga ikut mati membuatku semakin tidak betah di kantor. Terasa lama waktu aku jalani, mengharap sore segera tiba sehingga aku bisa segera pulang dan minum es kelapa muda di kawasan Skyline.

Akhirnya sore yang kutunggu-kutunggu tiba juga. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIT. Aku segera bergegas pulang dan ingin segera mampir di Skyline untuk menikmati es kelapa muda sebagai obat dahaga yang sudah kutahan sejak tadi siang.

Seperti biasa, aku pulang meninggalkan kantorku yang beralamat di Kotaraja menuju rumahku di daerah Entrop melewati tikungan Mata Kucing Skyline. Sebagai seorang pendatang aku tidak begitu percaya dengan mitos-mitos tentang tikungan Mata Kucing Skyline.

Akhirnya sampai juga aku di tempat orang-orang berjualan kelapa muda di kawasan Skyline. Aku segera memarkir motorku dan mencari tempat yang bisa melihat indahnya pemandangan di lokasi tersebut. Kemudian aku segera memesan dua buah kelapa muda. Satu aku minum di sini dan satunya aku bawa pulang.

Begitu sampai rumah, ketika hendak menaruh kelapa muda utuh yang terbungkus plastik hitam ke dalam kulkas tiba-tiba aku mencium bau yang aneh. Bau seperti bangkai yang membusuk. Setelah kucari, ternyata bau tersebut berasal dari kantung plastik pembungkus kelapa muda. Dan begitu aku buka... di dalamnya ternyata berisi tengkorak kepala manusia yang masih ada sedikit daging yang menempel dan membusuk... spontan saat itu aku teriak histeris ketakutan.

Mendengar jeritan histerisku, orang-orang yang mendengar langsung mendatangiku. “Mace... Mace... ada apa kah? Ko treak-treak sampe telinga ni mo picah dengernya,” kata oma depan rumah yang orang asli Papua.

“Ada apa Mbak? Kenapa berteriak-berterik begitu,” tanya tetanggaku yang lain yang sama sepertiku orang Jawa.

“Iiiiiiiitttuuuuu...” jawabku dengan gemetaran sambil menunjuk ke arah bungkusan palstik hitam itu.

Begitu plastik dibuka ternyata isinya tidak seperti yang kulihat tadi. Kini isinya berubah menjadi kelapa muda.

“Macee... ko kenapa kah? Isinya kelapa muda bukan setan...kenapa mesti treak terak begitu,” kata oma tadi.

Kemudian aku menceritakan semuanya dari mulai pulang dari kantor hingga aku membuka bungkusan itu. Setelah mendengar ceritaku, ada salah seorang tetua yang menyarankan aku agar membuang kelapa muda itu ke tikungan Mata Kucing Skyline. Selain itu, ia juga menyarankan untuk membuang koin logam setiap kali aku melewati tikungan itu.

***

No comments:

Post a Comment

La Planchada