Kisah yang dipaparkan ini adalah kejadian nyata yang sungguh-sungguh dialami sendiri oleh teman saya ustadz Abdul Karim, yang berprofesi sebagai seorang paranormal, tapi kemudian saya olah dan diceritakan dalam bentuk santai. Mudah-mudahan kisah ini akan memberi teladan dan pengajaran buat kita semua.
Beberapa tahun yang lalu (tepatnya tahun berapa, saya sudah agak lupa), tapi mungkin sekitar 10 tahun yang lalu, ada seorang kawan dari ustadz Abdul Karim yaitu pak haji Harlan, datang mengadu mengenai masalah “gangguan” di rumah adiknya yang terletak di ujung timur pulau Jawa.
Keesokan harinya kami berdua pun bangun sebelum subuh dan bertolak dari rumah di pinggiran Tangerang ini seawal mungkin menuju ke alamat tersebut. Setelah melewati beberapa propinsi dan puluhan kabupaten, kami pun sampai juga di sana lebih kurang pukul 04.00 sore. Setibanya di sana, kami disambut oleh beberapa orang saudara pak haji Harlan. Mereka semua datang dari beberapa wilayah di Jawa Timur semata-mata untuk bisa menyaksikan proses “pemulihan rumah” yang akan dilakukan.
Seperti biasanya, sebelum masuk ke dalam rumah untuk melakukan tindakan, ustadz Abdul Karim terlebih dulu akan berjalan mengelilingi rumah tersebut untuk melihat keadaan sekitarnya dan mencari petunjuk-petunjuk yang nantinya akan membantu dalam melakukan proses “pemulihan rumah”. Setelah dirasa cukup, barulah ia masuk ke dalam rumah.
Rumah itu didiami oleh Rusmini, yang merupakan istri dari adik pak haji Harlan bersama dengan 4 orang anaknya. Sedangkan adiknya pak haji Harlan sendiri yang tidak lain adalah suami dari bu Rusmini telah lama meninggal dunia. Turut duduk bersama mereka ialah ibunda dari pak haji Harlan yang sudah sangat renta. Rumah ini terletak di sebelah sawah padi dan berdekatan dengan sungai. Di belakang rumah ini ada sebuah pohon beringin yang sangat besar, dan tumbuh di dekat sebuah batu besar, tepat di belokan sungai.
Menurut cerita dari adik, kakak, dan beberapa kerabat pak haji Harlan, pohon beringin yang di belakang rumah itu tidak berani ditebang oleh warga kampung walaupun sudah beberapa kali minta ditebangkan, mereka semua tidak berani…
Ternyata ada kisah di balik pohon beringin yang berusia cukup tua itu. Apabila waktu tengah malam tiba, akan terdengar suara menjerit melolong dari atas pohon ini. Jeritan tersebut terdengar sangat jelas sampai ke rumah warga sekitar. Pohon itu letaknya tidak begitu jauh dari rumah warga, lebih kurang hanya 50 kaki saja dari rumah.
Suasana yang menyeramkan itu berlangsung begitu lama sehingga menimbulkan rasa takut kepada seluruh warga, terutama keluarga pak haji Harlan yang rumahnya paling dekat dengan pohon beringin itu. Suasana di dalam rumah juga menambahkan rasa ketakutan yang sudah ada.
Ibu pak haji Harlan yang sudah tua renta ini setiap kali pergi ke kamar mandi di belakang rumah; dia selalu merasa seperti dikejar sesuatu, sehingga ia buru-buru keluar dari kamar mandi. Tapi anehnya… peristiwa seram itu hanya dialami oleh ibunya tetapi tidak terjadi pada istri almarhum maupun anak-anaknya. Pelbagai usaha dan ikhtiar juga telah dilakukan untuk memulihkan keadaaan supaya kembali seperti sediakala termasuk ikhtiar yang dilakukan saudara pak haji Harlan ini yang juga seorang pedagang. Pak pedagang ini juga turut serta hadir dalam proses “pemulihan rumah” ini.
Usai shalat Isya, ustadz Abdul Karim memberi penerangan ringkas dan jelas mengenai hal-hal apa saja yang mesti dipatuhi oleh mereka yang hadir, yang ada di rumah tersebut selama proses “pemulihan rumah” itu dijalankan. Ustadz Abdul Karim juga berpesan agar apabila pak haji Harlan merasa ngeri, dan ketakutan, sebaiknya jangan lari walaupun apa yang akan terjadi.
“Anda cukup mengikuti saya di belakang sebagai penunjuk jalan ke kawasan sekitar pohon beringin itu. Bukan kenapa-kenapa sih… nanti kalau Anda lari, padahal kita berada dalam gelap sendirian, tidak boleh membawa senter atau lilin; jadi, bukannya takut bertemu hantu melainkan khawatir karena kawasan pohon beringin itu terletak di kawasan yang ditikungi air. Nanti kalau Anda ketakutan lalu lari dan kemudian terjatuh ke dalam air, wah... bisa-bisa nanti harus pulang mengenakan pakaian yang basah kuyub lah.” jelas Ustaz Abdul Karim dengan panjang lebar.
Kemudian ustadz Abdul Karim meminta kepada tuan rumah untuk mengumpulkan semua barang-barang kepunyaan almarhum (termasuk barang-barang kesayangannya) untuk didoakan dan dipulihkan lalu dibuang ke sungai. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan apabila semasa hidupnya almarhum ada mengamalkan sebuah ilmu yang bertentangan dengan agama, maka jin-jin atau hantu-hantu ilmu itu akan tinggal/duduk pada barang-barang pribadi milik almarhum (jin-jin itu akan taat menjaga barang-barang milik almarhum semasa almarhum masih ada ataupun ketika sudah meninggal). Oleh karenanya barang-barang tersebut harus didoakan dan dipulihkan kemudian dibuang ke sungai agar semua jin tersebut enyah dan tidak mengganggu manusia lagi.
Setelah proses pemberian doa dan pemulihan atas barang-barang milik almarhum selesai dilaksanakan dan semuanya telah dibuang ke sungai yang terdekat dengan rumah, maka semua orang pun masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.
Keesokan paginya, selepas sarapan, ustadz Abdul Karim memberikan air doa zikrullah kepada tuan rumah untuk keperluan pengobatan. Setelah ibu dari pak haji Harlan menyatakan sudah tidak ada masalah apabila masuk ke kamar mandi, maka kami pun bersiap-siap untuk pulang melalui jalur lain, kalau sebelumnya kami datang melalui jalur pantura (pantai utara), kini ketika akan pulang kami menggunakan jalur lainnya yaitu jalur pantai selatan.
Menjelang petang, keluarga pak Haji Harlan menelepon untuk mengabarkan perkembangan yang terjadi di rumah itu setelah kepergian ustadz Abdul Karim. Ibunda pak haji Harlan memberitahukan bahwa dia masih merasa ada yang mengikuti ketika memasuki kamar mandi tengah hari tadi.
Astaga…!!
Hantu yang menjaga kamar mandi itu ternyata masih ada… Dan masih suka mengikuti siapa pun yang menggunakan kamar mandi tersebut. Bahkan nenek-nenek yang sudah tua pun diganggu pula oleh hantu nakal tersebut!!
Ustadz Abdul Karim pun mencoba mengingat-ingat... rasanya semua barang-barang milik almarhum sudah “bersih” semuanya... kecuali tuan rumah tidak…
Astaga!!
Tiba-tiba ustadz Abdul Karim teringat akan sebuah pisau cukur yang dilihatnya di kamar mandi itu tempo hari.
Mungkin pisau cukur almarhum masih berada di dalam kamar mandi itu. Lalu ustadz Abdul Karim pun meminta keluarga adik pak haji Harlan untuk memeriksa lagi apakah pisau cukur almarhum masih berada di dalam kamar mandi…
Ada!! Ternyata masih ada!
Jadi itulah jawabannya!!
Ustadz Abdul Karim pun meminta supaya pisau cukur itu diambil, kemudian direndam dalam air doa yang telah diberikan kepadanya dan kemudian membuang pisau cukur itu ke sungai.
Keesokan harinya, keluarga pak haji Harlan pun mengabarkan bahwa rumah itu sekarang sudah kembali normal seperti dulu lagi. Begitulah setelah beberapa minggu hingga sekarang ini. Sudah tidak ada lagi gangguan dari hantu pisau cukur dan hantu-hantu lainnya. Bahkan “penyanyi” dari pohon beringin itu pun kini sudah tidak bernyanyi lagi, dan warga kampung pun kini jadi hidup lebih tenang.
Allah memang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, pada-Nya lah tempat mengadu dan tempat memohon perlindungan.
Makhluk jin dari ilmu khurafat atau ilmu salah itu akan taat kepada tuannya walaupun tuannya itu telah mati dan akan menjaga segala harta milik tuannya termasuk anak, isteri, dan barang-barang remeh lainnya, walaupun harta benda itu hanya sebuah pisau cukur.
Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment