Memang sudah menjadi kebiasaan di setiap hari Senin dan Kamis aku bermain badminton bersama teman-teman klub badminton tempatku bergabung, mulai dari jam 18.00 hingga jam 20.00, di gedung olahraga di komplek Mandala Krida. Seperti biasa kalau sedang ada jadwal main badminton, aku akan tinggal di kantor lebih lama, melakukan segala yang bermanfaat sambil menunggu waktu bermain badminton dimulai.
Kantorku terletak di Jl. Timoho, cukup dekat dengan komplek Mandala Krida. Aku biasa menempuh kurang dari sepuluh menit untuk sampai ke sana dengan mengendarai mobil kantorku.
Aku lebih suka berangkat ke gedung olahraga tersebut langsung dari kantorku daripada pulang ke rumah terlebih dulu. Yaah... supaya hemat waktu. Sebab dari rumah ke kantor jaraknya cukup jauh. Rumahku berada di Jl. Wates, sedangkan kantorku di Timoho, cukup jauh bukan?
Biasanya bila akan pergi main badminton aku akan membawa serta laptop-ku, karena sehabis bermain badminton aku bisa langsung pulang ke rumah tanpa harus mampir dulu ke kantor untuk mengambil laptop. Tapi semalam entah angin apa yang membuatku melenceng dari kebiasaan... hingga aku berencana, setelah selesai bermain badminton aku pergi ke kantor sebentar untuk mempersiapkan sedikit pekerjaan, ambil laptop dan pulang...
Baru kutahu beberapa waktu kemudian kalau itu benar-benar sebuah rencana yang bodoh...
Hari itu, setelah selesai bermain badminton dengan kawan-kawan, aku mampir makan sate di warung dekat minimarket ASRI. Cukup lama juga aku di sana, soalnya warung sate tersebut sangat laris dan aku harus antri, menunggu cukup lama sampai pesananku dihidangkan. Selesai makan sate, aku langsung pergi ke kantor. Sampai di kantor sudah jam 21.00 lebih, menghadap laptop sebentar dan ternyata sempat pula membuat postingan yang asyik punya... dan ketika hendak menyiapkan sedikit pekerjaan, eh... kok rasanya badan jadi letih sehabis memeras tenaga dan otak, dan tiba-tiba...
“Beep... beep... beep...!!”
Ada bunyi pesan SMS masuk di HP-ku. Rupanya SMS dari istriku yang berbunyi,
“Papa pulang pukul berapa, tolong sekalian beli susu buat Nonik, sudah kehabisan nih... maaf terlambat kasih tahu.”
“Oke, sayang... ntar aku belikan.” jawabku singkat
Aku melirik ke jam dinding di kantorku,
“Oh... la... laa... sudah hampir tengah malam!”
Sungguh tak terasa, ternyata aku sudah ngendon di kantor cukup lama.
Pikiranku menerawang... di mana pula aku bisa membeli susu di tengah malam buta begini...? Sambil mengemasi barang dan kemudian mengunci kantor, aku segera masuk ke mobil dan langsung cabut...
Aku mulai berkeliling mencari-cari susu pesanan istriku. Sudah kucoba ke minimarket ‘KOMPLIT’ tidak ada, di kedai ‘Shopping 24 jam’ pun tak ada.
Hingga akhirnya aku pun berkelana dan mencari-cari, dan... dapat juga akhirnya tapi dalam bentuk paket kecil, tapi tak apalah... yang penting ada stok untuk sementara waktu dan si kecil tidak akan kelaparan malam ini...
Dalam perjalanan pulang, aku singgah di pom bensin di Jl. Tamansiswa untuk mengisi bahan bakar, waktu itu sudah menjelang pukul 02.00 dinihari, dan jalanan juga sudah sangat sepi... sepiii sekali...
Selesai mengisi bahan bakar, sewaktu hendak keluar dari pom bensin itu... aku merasa ada sesuatu yang lain tapi entah apa itu, aku sendiri tak tahu... dan terus saja mengemudi.
Ketika mulai masuk ring road... aku merasa mobil yang aku kendarai menjadi berat dan bulu romaku tiba-tiba saja meremang... dalam hati aku berkata,
“Ada sesuatu yang salah di sini...”
Dengan iseng, aku kemudian melihat di kaca spion...
Brerrgh...!!
Berdesir darahku... akupun jadi gugup dan mobil yang kukendarai pun mulai berjalan zig-zag tak tentu arah...
Dalam keadaan kalut, aku mencoba menepi dan berhenti di pinggir jalan dengan mesin mobil masih menyala.
Pikiranku buntu sejenak, namun kemudian aku mendapatkan ide, aku pura-pura memeriksa kursi di sebelah kiriku sambil mengerling ke belakang...
“Alamaaak... a... a... ada sesuatu di kursi belakang...!!” jeritku dalam hati
Kucoba mengerling ke belakang sekali lagi. Benar!! Ada sesosok perempun dengan aura yang sangat aneh dan cenderung menakutkan, sedang duduk dengan enaknya di kursi belakang.
Sekilas ia terlihat langsing semampai, mengenakan gaun berlengan panjang. Wajahnya putih pucat, dengan rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai lepas. Kedua tangannya bersandar lepas di punggung kursi. Matanya yang tak memiliki sinar kehidupan itu, dengan dingin menatap lurus ke depan, bagaikan tak pernah berkedip sama sekali.
Aku merasakan denyut jantungku yang berdetak dag... dig... dug tak karuan. Untuk sesaat aku terdiam tak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya aku mencoba hendak mengalihkan kaca spion... tapi kemudian aku malah jadi risau, jangan-jangan aku nanti malah tak bisa melihat apa yang dia lakukan di belakang, bisa saja dia menjulurkan tangan ke leherku lalu mencekiknya...
Tiba-tiba saja aku sudah mulai berpeluh karena membayangkan hal-hal menyeramkan yang bisa saja terjadi.
Namun akhirnya aku sadar, mau tak mau aku harus tabahkan hati ini dan kendalikan diri sebaik mungkin...
Ketika aku sudah bisa mengendalikan diri dan hilang rasa panik, dan mental dalam keadaan stabil, aku mulai memikirkan apa yang seharusnya kulakukan dan mencoba berbicara dengan si ‘Minul’ yang tak di undang ini, yang rambutnya lurus tergerai melewati bahu dan berbaju hitam atau mungkin juga kelabu aku tak tahu pasti... karena dalam keadaan remang-remang hanya mengandalkan lampu jalan. Tentunya aku tak bisa memperhatikan dengan jelas, mungkin saja baju lusuh dan sudah lama tak dicuci...
Sayangnya aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas... apakah ia secantik gadis model untuk kapal selam, atau secantik gadis model yang berumur belasan tahun atau mungkin malah secantik Jennifer Lopez... aku tak tahu pasti...
Aku bilang padanya,
“K... k... kau dan aku adalah sama-sama makhluk, ciptaan Allah SWT, bedanya aku ini makhluk yang dimuliakan, sedangkan k... k... kau naik mobilku tanpa izin, aku hantar k... kau ke tempat k... kau naik tadi, dan aku ingin k... k... kau turun di situ!” gertakku sedikit gugup karena merasa seram dan ketakutan.
Anda pasti bisa bayangkan bagaimana suaraku ketika berbicara waktu itu.. tergagap... gagap... mungkin mirip suara orang yang sedang gugup ketika sedang melaksanakan akad nikah di depan penghulu sehingga harus mengulang sampai puluhan kali... tapi mau bagaimana lagi... ini keadaan darurat... itu pun aku bersyukur karena dia tak menjawab pertanyaanku... kalau tidak, entah bagaimana dan seperti apa suaranya... pasti langsung bikin nyaliku rontok begitu mendengarkan suaranya...
Akhirnya, tanpa ba... bi... bu lagi, aku langsung tancap gas untuk kembali ke Jl. Tamansiswa, tempat semula aku mengisi bahan bakar tadi.
Siapapun pasti tahu kalau jalan dari ring road menuju ke Taman siswa bisa menjadi agak jauh karena dipasang pembatas jalan yang cukup panjang. Tapi untunglah sekarang ini sudah ada U-turn di dekat toko obat Jampistress, sehingga aku buat U-turn dekat situ dan menuju ke arah lampu merah terminal Giwangan untuk buat U-turn sekali lagi untuk mengambil jalan ke arah kota, menuju ke pom bensin di Jl. Tamansiswa tadi.
Tapi ada yang aneh...
Mobilku menjadi terasa berat tak terbayangkan... bagaikan berjalan hanya dengan kecepatan tak bisa melebihi 20 km sejam dengan membawa beban kayu balok seberat 50 ton untuk sampai ke pom bensin itu...
Sambil menyetir aku terkadang mengerling ke kaca spion untuk melihat apakah si ‘Minul’ itu masih ada di situ atau tidak. Aku tak tahu bagaimana mengatakan seperti apa perasaanku waktu itu, dan ketika itu yang pasti mulutku gugup dan mulai berkomat-kamit membaca Ayat Kursi dan bermacam ayat lagi yang kuanggap sakti dan ampuh untuk mengusir makhluk halus, aku juga mencobanya dengan zikirullah.
Pikiranku, dadaku, perutku, semuanya tak merasa nyaman... barcampur baur jadinya... tapi si ‘Minul’ itu tenang-tenang saja bersandar di tempat duduk belakang... bagaikan tidak terjadi apa-apa... tak merasakan panas, ataupun tersiksa dengan ayat-ayat suci yang barusan aku baca untuk mengusirnya... pusing juga jadinya... atau mungkin aku yang telah salah mengutip ayat-ayat suci untuk ditembakkan padanya... dan karena itulah tidak terjadi respon sama sekali...
Hhh... benar-benar pusing dibuatnya...
Tak terasa, setelah beberapa waktu akhirnya sampai juga di pom bensin Jl. Tamansiswa tadi, aku hentikan mobil dan kuturunkan kaca pintu mobil belakang sebelah kiri dan kanan sambil berkata padanya,
“Oke... Mbak, kita sudah sampai... silahkan Anda turun di sini” kataku sambil mengerling ke kaca spion...”
Alamaaak...!!! Ada masalah apa lagi ini, dia tak bergeming, masih saja ngendon di situ... tak mau turun keluar dari mobilku... sudah terpaksa jadi driver gratisan alias tak dibayar, masa pula aku harus turun dan membukakan pintu untuknya... wah..wah... wah... benar-benar kacau kalau caranya begini...
Ketika pikiranku sedang berkecamuk itulah tiba-tiba aku merasa seperti ada sorot lampu mobil dari arah kanan, sehingga secara otomatis aku menoleh ke arah sisi sebelah kanan...
“Ah, ternyata cuma sebuah mobil kecil yang hendak melewatiku...”
Ketika aku menoleh kembali ke kaca spion... oh... oh... oh...rupanya si ‘Minul’ itu sudah tak ada di sana...
Aku balikkan badan menoleh ke belakang untuk memastikan...
Wow...!! Rupaya dia sudah menghilang entah ke mana... kapan dia keluar pun aku tak tahu... benar-benar aneh...
Aku menengadahkan tangan, berdoa, kuucapkan syukur alhamdulillah... aamiiinnn... dan kuucapkan selamat jalan kepadanya sambil berteriak agar dia berhati-hati dan jaga diri baik-baik dan aku pun juga akan begitu...
Kupacu mobilku dengan hati riang... ketika aku tekan pedal gas sungguh terasa sangat ringan bagaikan tanpa beban sama sekali
Kulirik angka di speedometer... wuiihh... 170...!!
Aku pun segera memperlambat laju kendaraan... sambil sesekali mataku mengerling ke kaca spion untuk memeriksa ke arah belakang dengan harapan si ‘Minul’ tak mengikutiku lagi... siapa tahu dia lupa mengucapkan terima kasih ketika turun tadi... lalu mengejar mobilku dan berteriak-teriak sambil terbang dekat jendela...
Tapi tunggu sebentar...
Ada bau wangi yang ditinggalkannya... seperti aroma bunga mawar atau kemuning kalau aku tak salah... dan pikiranku pun mulai terganggu karena aroma itu... akupun segera berdzikir agar selamat.
Beberapa menit kemudian, akhirnya aku sampai juga di rumah.. mobil kuparkir di luar pagar rumah...
Namun, tiba-tiba aku teringat pesan para orang tua... aku pun tak jadi masuk ke dalam rumah dan pergi sebentar untuk minum kopi joss dulu di kedai Mang Jalil yang biasa buka sampai pagi menjelang. Setelah lewat setengah jam berada di kedai tersebut, barulah aku pulang ke rumah. Sebelum masuk ke dalam rumah kubaca beberapa ayat suci, kubasuh kaki, lalu meludah ke kiri dan kanan, setelah itu barulah aku masuk ke dalam rumah... hanya saja, ketika hendak tidur, aku tak kunjung bisa memejamkankan mata... masih terbayang-bayang lagi pada si ‘Minul’ itu... jangan-jangan aku jatuh cinta padanya...
Ha... ha... ha... tentu saja tidaklah!!
Saat aku menuliskan cerita ini, aku masih berpikir dan merenungkan tentang peristiwa malam tadi... mungkin ada hikmahnya dan aku masih mencari-cari lagi jawabannya... apa pun itu aku wajib mengucap syukur alhamdulillah, karena sifat takut dan panik dapat aku atasi walaupun nyaliku sempat ciut juga dibuatnya.
Lagipula mungkin karena aku pernah punya pengalaman menghadapi gangguan makhluk halus sebelum ini sehingga aku bisa sedikit melindungi diri, walaupun pada mulanya sempat kaget dan terkejut... padahal sebelum ini aku hanya melihat sambil lalu saja dan dari jarak jauh lagi... bukannya face to face seperti ini dan dalam durasi yang cukup lama pula.
Nasihat dan petuah orang-orang tua yang aku gunakan pun banyak membantu... dan tak lupa juga nasihat secara langsung dan tidak langsung dari banyak paranormal yang luas pengalamannya dalam dunia mistik pun banyak membantu juga.
Jadi, itulah pengalaman menyeramkan yang terjadi padaku malam tadi yang dapat aku ceritakan kepada para pembaca semuanya, dan aku berharap peristiwa ini tidak akan pernah terulang lagi... tapi kalau Anda ingin mencobanya... boleh juga, Anda bisa pergi ke lokasi yang telah aku ceritakan tadi...
Siapa tahu anda beruntung dan bisa berjumpa dengan si ‘Minul’...
Lumayaaan... bisa untuk hadiah yang di rumah (asalkan Anda siap-siap saja kena damprat, hehehe...)
Sebenarnya sebelum ini pun aku juga pernah mendengar cerita tentang hantu perempuan cantik yang suka mangkal di dekat pom bensin di Jl. Tamansiswa itu, hanya saja aku tak pernah menyangka kalau hal itu bisa terjadi padaku malam tadi. Aku tadinya mengira hal itu hanya rekaan semata... rupanya benar-benar nyata... tapi aku rasa hantu yang satu ini sangat baik kepadaku... karena dia tidak mencekik leherku dari belakang, sehingga aku masih bisa pulang ke rumah dengan selamat, sehat wal afiat dan bisa berbagi cerita ini dengan para pembaca semua.
No comments:
Post a Comment