Tuesday, November 19, 2019

Perempuan di Rawa-rawa (Malang)


Kisah seram berikut ini adalah cerita tentang sebuah pemakaman di daerah Malang yang menjadi angker karena dihantui oleh penampakan seorang perempuan berbaju hijau yang tewas tenggelam di sebuah rawa-rawa.

Kisah ini dimulai dengan seorang perempuan bernama Nur Azizzah yang tinggal bersama suaminya, Amran Ibrahim, di sebuah rumah di samping pemakaman. Keduanya adalah petani di desanya. Selama musim hujan yang sangat panjang, sang suami pergi meninggalkan rumah untuk mendapatkan persediaan makanan, tetapi pada saat itu tiba-tiba badai datang secara mendadak dan membuat cuaca berubah menjadi sangat buruk. Hal ini membuat Amran Ibrahim terpaksa menunda perjalanannya selama beberapa jam di sebuah pondok sekitar pemakaman sambil menunggu sampai cuaca buruk itu menghilang.

Sementara itu Nur Azizzah, sang istri, sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya di luar sana. Begitu khawatirnya sehingga membuatnya nekad mengambil langkah yang sangat fatal. Nur Azizzah memberanikan diri keluar dari rumah dalam keadaan cuaca yang buruk dan berharap menemukan suaminya di suatu tempat. Karena tanpa persiapan, sehingga ia pun lupa membawa senter. Saat itu ia tersesat di dalam hutan yang berdekatan dengan sebuah rawa-rawa. 

Karena sudah kepalang jauh dari rumah, Nur Azizzah pun enggan kembali ke rumah hanya untuk mengambil senter dan ia berjalan menelusuri rawa-rawa itu sambil tangannya meraba-raba mencari jalan yang bisa dilewati. Saat ia menelusuri rawa itu, tiba-tiba saja ia terpeleset dan jatuh masuk ke dalam rawa, dan kemudian ia pun terjebak oleh tanaman yang membelit tubuhnya di dalam rawa.

Nur Azzizzah panik, cemas, ketakutan, dan tak tahu harus berbuat apa. Ia pun menangis dan meronta-ronta meminta pertolongan dan berharap ada yang menolongnya.

Sementara itu di dalam pondok, setelah menyaksikan sendiri betapa dahsyatnya badai yang menerjang, menjadikan Amran Ibrahim mengkhawatirkan istrinya yang ia tinggal sendirian di rumah dan ia pun berpikir untuk tidak melanjutkan perjalanan. Maka ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah saja.

 Dalam perjalanan kembali pulang ke rumahnya, ketika ia tiba di dalam hutan ia mendengar sayup-sayup suara rintihan meminta pertolongan.

“Tolooong! Siapapun disana tolonglah aku...!”

Amran Ibrahim berlari dan mencari sumber dari suara tersebut. Suara rintihan itu pun terdengar semakin jelas dan dekat dan ia terus berlari, ketika ia sampai di sebuah rawa, ia sangat kaget dan histeris ketika melihat istrinya sedang meronta-ronta di tengah rawa-rawa sambil menangis meminta pertolongan. Amran Ibrahim hanya bisa menangis dan histeris, ia pun tidak berani mendekat untuk menolongnya, ia hanya berdiri dan menyaksikan istrinya tenggelam semakin dalam, ia pun tega mengabaikan jeritan istrinya yang meminta pertolongan.

Pada akhirnya, air rawa perlahan-lahan naik hingga ke atas kepala sang istri dan suaranya yang penuh dengan kepiluan itu pun berangsur menghilang dalam keheningan, Nur Azizzah pun tenggelam masuk ke dalam rawa.

Sejak saat itu, telah ada beberapa orang saksi yang melaporkan telah melihat sesosok hantu dari seorang perempuan yang sedang menangis di sekitar rawa yang dikelilingi oleh kabut hijau. Penduduk sekitar pun berpendapat bahwa penampakan sesosok hantu di sekitar rawa itu adalah Nur Azizzah yang pergi meninggalkan rumahnya dalam keadaan cuaca buruk untuk mencari suaminya.

Beberapa tahun kemudian, Amran Ibrahim yang merupakan suami dari Nur Azizzah pun meninggal dunia karena sakit keras dan ia pun disemayamkan di pemakaman yang terletak di sebelah rumahnya. Saat itu ada pasangan muda yang sedang mengambil gambar di sekitar makam, kemudian mereka sangat terkejut melihat hasil foto yang mereka dapat, di dalam foto itu terdapat sebuah kabut berwarna hijau tepat di atas salah satu makam. 

Kemudian mereka pun mencari informasi mengenai makam tersebut, dan akhirnya diketahui bahwa foto yang berhasil mereka tangkap adalah makam dimana suami dari Nur Azizzah disemayamkan, dan kabut hijau itu adalah penampakan dari hantu istrinya (Nur Azizzah) yang menghantui makamnya.

Sebuah cahaya misterius sering terlihat di sekitar rawa. Mereka yang telah melihat cahaya-cahaya itu menyebutnya sebagai lampu atau lentera. Penduduk setempat percaya bahwa cahaya itu adalah sebuah lentera yang dibawa oleh Nur Azizzah untuk mencari suaminya yang pergi mencari persediaan makanan. 

Pernah ada sekelompok pelajar sedang pulang sekolah melewati sebuah rawa di dekat hutan, mereka mengatakan bahwa mereka telah diusir oleh seorang pria misterius, dan pria itu melarang mereka untuk melewati rawa.

Jadi jika Anda melintasi pemakaman tersebut di daerah Malang, dan menemukan sebuah rumah kosong di sebelah pemakaman itu, Anda dapat melihat sebuah potret lukisan yang tergantung di salah satu jendela rumah yang tidak berpenghuni. Penduduk sekitar mengatakan bahwa potret lukisan itu adalah sebuah potret dari perempuan berbaju hijau. Penduduk setempat mengatakan bahwa meskipun rumah tua tersebut sudah lama tidak ditempati, lukisan itu masih tetap terawat dan tetap terlihat baru.

No comments:

Post a Comment

La Planchada