Kisah ini terjadi sekitar tiga tahun yang lalu. Berawal ketika Joni mau pulang kerja. Joni sengaja melewati jalan Malioboro, yang merupakan jalan terdekat menuju rumahnya. Ketika hendak menyeberang, Joni melihat seperti seseorang melintas begitu cepat. Karena kaget, Joni berhenti dan memaki-maki orang itu sebagai luapan kekesalannya. Namun anehnya, orang yang dimarahi Joni adalah seorang perempuan yang pada saat yang hampir bersamaan perempuan itu sudah berada di seberang jalan.
Tiba-tiba saja datang seorang laki-laki tua menyapa Joni.
“Ada apa Nak, kok marah-marah begitu. Ada yang bikin kesal ya?” tanya laki-laki tua itu.
Kemudian Joni menceritakan apa yang barusan terjadi padanya. Keduanya kemudian saling memperkenalkan diri.
“Broto, Broto Sumitro.” kata lelaki tua itu memperkenalkan dirinya.
Lelaki tua itu hendak menyeberang jalan menuju rumahnya yang berada di salah satu gang di seberang jalan itu. Sebelum lelaki tua itu menyeberang, ia sempat membisikkan sesuatu kepada Joni.
“Hati-hati Nak dijalan ini ada penunggunya, seorang perempuan yang suka mengganggu orang lewat seperti yang Nak Joni ceritakan barusan. Apabila perempuan itu tidak berhasil membuat orang yang diganggunya mengalami kecelakaan, maka perempuan itu akan mengikuti dan mengganggu terus sampe ke rumah.” bisik lelaki tua itu.
Mendengar itu spontan Joni langsung melihat lagi ke seberang ke arah perempuan tadi berada. Aneh, perempuan itu tiba-tiba melambaikan tangannya dengan wajahnya yang sangat putih pucat pasi dan seketika lenyap. Melihat itu, Joni langsung memalingkan muka lagi ke arah pak Broto ingin menanyakan sesuatu. Namun pak Broto terlanjur sudah menyeberang dan berjalan memasuki salah satu gang yang ada di seberang jalan itu. Kemudian Joni langsung tancap gas pulang menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah saat Joni menonton TV, tiba-tiba terdengar suara orang sedang makan dari arah ruang makan. Kemudian Joni beranjak dari sofa tempat dia nonton TV untuk memastikan suara tadi. Ternyata sepi dan semuanya masih dalam kondisi rapi. Kemudian Joni kembali ke ruang tengah melanjutkan menonton TV.
Pada saat Joni asyik menonton TV, tiba-tiba kain gorden jendela melambai-lambai seperti tertiup angin. Ternyata Joni lupa menutup jendela. Ketika Joni akan menutup jendela, ia melihat perempuan yang dilihatnya tadi siang berdiri di luar pagar rumahnya. Dengan wajahnya yang putih pucat, perempuan itu tersenyum dingin kepada Joni. Joni bergegas menutup jendela dengan perasaan tidak karuan. Kemudian ia melanjutkan menonton TV.
Beberapa saat kemudian terdengar pintu diketuk. Joni kaget sekali dan spontan melihat jam sudah menunjukkan pukul 23.55.
“Duh, jangan-jangan perempuan tadi.” pikirnya.
Joni mencoba mengintip dari lubang kunci, dan tiba-tiba... bruk... Joni ambruk tak sadarkan diri di lantai.
Saat adzan subuh di TV berkumandang, Joni mulai sadar dan agak bingung kenapa dia tidur di depan pintu dan TV masih dalam keadaan menyala. Joni mencoba mengingat apa yang terjadi. Begitu Joni teringat kejadian semalam, ia bergegas mengambil air wudhu dan melakukan shalat subuh.
Pagi itu, Joni sengaja berangkat ke kantor lebih pagi dari biasanya. Karena penasaran, Joni memutuskan sebelum ke kantor ia akan singgah di tempat kejadian itu dan mencoba menemui pak Broto. Sesampainya di tempat kejadian, Joni memasuki salah satu gang dimana pak Broto kemarin juga memasuki gang tersebut. Di situ Joni berpapasan dengan salah satu penduduk gang tersebut.
“Maaf Mas, numpang tanya. Rumah pak Broto mana ya?” tanya Joni.
“Pak Broto... Broto siapa ya?” jawabnya.
“Broto Sumitro” lanjut Joni menegaskan.
“Ooo... pak Broto Sumitro almarhum? Jalan aja terus, rumahnya no 5 berwarna putih.”
“Lho pak Broto sudah meninggal ya Mas?” tanya Joni kaget.
“Iya, sekitar tiga tahun yang lalu karena kecelakaan waktu menyeberang jalan di seberang jalan itu.” jawabnya sambil menunjuk tempat kecelakaan yang dialami pak Broto. Dan ternyata tempat itu sama persis tempat dimana Jono memaki-maki perempuan itu.
No comments:
Post a Comment