Kisah ini terjadi sewaktu Dadang duduk di kelas 2 SD... ketika itu Dadang masih bersekolah di kampung. Kampung tempat Dadang tinggal waktu kecil dulu tidak terlalu masuk pelosok, tetapi sangat mistis. Banyak peristiwa aneh terjadi di kampungnya dulu. Dan sekarang Dadang ingin berbagi pengalaman aneh yang pernah ia dengar dan alami semasa kecil dulu.
Di kampungnya dulu ada satu keluarga yang rumahnya menjadi semacam ‘perlintasan’ bagi makhluk-makhluk ghaib. Siapa yang pertama kali bilang seperti itu, Dadang sendiri pun tak tahu, tapi yang jelas banyak orang yang bicara seperti itu. Pada masa itu pula, pernah suatu ketika salah seorang kawannya yang usianya setahun lebih tua dari Dadang, kesurupan makhluk halus. Ketika itu umur Dadang baru 8 tahun. Jangan bingung ya, walaupun ketika itu Dadang masih kecil, tetapi bisa mengingat detail kisahnya karena peristiwa ini cukup terkenal di kampungnya.
“Boleh tanya kepada siapa pun di kampungku, semua pasti tahu tentang cerita itu...!” tantang Dadang.
Dan memang sebenarnya Dadang tahu cerita ini juga dari mulut mereka. Yang hebatnya lagi, rumah Dadang benar-benar bersebelahan dengan rumah yang menjadi Perlintasan para makhluk ghaib itu. Jadi, peristiwa itu semakin menguatkan tuduhan orang tentang perlintasan makhluk-makhluk ghaib di rumah tadi.
Semasa kejadian itu, teman Dadang yang juga menjadi tetangganya itu mengikuti ibunya ke belakang rumah yang ingin memastikan bahwa semua ayam yang dipeliharanya sudah masuk ke dalam kandang. Ketika itu sudah mendekati senja. Dia bilang telah melihat seorang perempuan yang wajahnya mirip sekali dengan ibundanya. Jadi, singkat cerita dia pun mengikuti perempuan itu, walaupun perempuan yang sangat mirip dengan ibunya itu tidak berkata apapun kepadanya (Dadang tidak begitu ingat berapa hari temannya itu kesurupan).
Menurut temannya itu, ketika warga kampung berpencar mencari-cari dirinya, dia melihat orang-orang itu sedang melintas di depannya, tapi dia seperti tidak mampu untuk bersuara. Dan mereka pun seperti tidak bisa melihat dirinya, walaupun dia benar-benar ada di hadapan mereka.
Singkat cerita, orang-orang di kampung Dadang pun memanggil mbah dukun yang orang pedalaman asli. Kata mbah dukun itu, tak ada yang luar biasa, makhluk itu saja yang ingin bermain-main dengan teman Dadang. Besok pagi atau lusa, dimanapun, dan kapanpun, warga pasti akan menemukan teman Dadang itu asalkan mengikuti petunjuknya.
Dan memang benar seperti apa yang dikatakan oleh mbah dukun itu, mereka pun menemukan teman Dadang tersebut. Tetapi ketika ditemukan, mata kawannya itu dalam keadaan terbelalak. Sampai hari ini, setiap kali melihat mata kawannya ini, Dadang pasti teringat akan cerita orang-orang di kampung tentang dia.
Satu lagi peristiwa aneh di kampung Dadang adalah yang terjadi kepada seorang perempuan penghuni rumah yang juga merupakan tetangga dari temannya yang kesurupan itu. Di suatu senja, perempuan itu kerasukan oleh makhluk halus. Entah jin mana yang datang, Dadang pun tak tahu. Tapi yang pasti, ketika peristiwa itu terjadi, rumahnya langsung dipenuhi dengan orang yang berdatangan dari seluruh penjuru kampung, dan hari itu banyak laki-laki berotot yang memeganginya. Yang mengherankan, tak seorang pun mampu mengendalikan si perempuan yang kesurupan itu. Benar-benar kuat perempuan itu, bahkan para pria itupun terpelanting dihempas olehnya.
Singkat cerita, suami perempuan itu kemudian dijemput oleh mbah dukun, dan diminta untuk membantu mengendalikannya. Mbah dukun ini ternyata nyentrik juga. Dari apa yang didengar oleh Dadang, dia ini memang tidak seperti dukun-dukun lainnya. Setiap kali diminta mengobati orang, dia selalu berkata bahwa yang dia lakukan hanya berusaha saja, yang menentukan hasilnya adalah Allah.
Kembali ke kisah tadi, mbah dukun pun kemudian berkomunikasi dengan perempuan yang kesurupan itu. Ada yang mengherankan, suara dan bahasa perempuan itu berubah menjadi kasar sekali. Mengalahkan garangnya suara laki-laki. Mbah dukun menyuruh makhluk itu keluar dari tubuh perempuan itu dan kembali ke tempat asalnya. Tapi makhluk itu tidak mau.
“Benar-benar keras kepala makhluk ini...!” gerutu mbah dukun dengan kesal.
Terpaksalah mbah dukun itu menggunakan cara kasar. Dia segera mengambil bubuk lada hitam yang kemudian ia balurkan di ibu jari kaki kanan perempuan itu, dan...
Benar-benar mengherankan...!
Perempuan itu langsung meraung-raung kesakitan. Kemudian ia menangis sambil berteriak-teriak, tapi yang jelas bukan si perempuan, tetapi makhluk itulah yang merasa kesakitan. Sesaat kemudian makhluk halus yang bersembunyi di dalam tubuh perempuan itu pun berjanji akan keluar dan pergi dari tubuh perempuan itu dan takkan datang lagi mengganggunya.
Dadang juga ingat akan kisah mengenai rumah yang jadi perlintasan makhluk halus itu. Jadi, cerita yang di atas itu merupakan beberapa kasus sebagai bukti bahwa tanah tempat tinggal orang itu agak ‘panas’. Perlintasan makhluk halus itu bermula di sepanjang parit kecil di belakang rumah tetangganya itu. Perlintasan itu juga melalui kawasan rumah Dadang. Tapi selama Dadang tinggal dan tumbuh besar dalam lingkungan rumahnya, tak pernah ia mengalami masalah yang aneh-aneh. Berbeda dengan adik perempuan Dadang yang pernah sampai tiga kali terkena histeria. Tapi untungnya ayah Dadang tahu sedikit-sedikit tentang ilmu ghaib, jadi dia dapat menyembuhkan adiknya itu.
Dadang teringat kembali akan kejadian itu, ayahnya menggunakan lada yang sudah diberi doa-doa dengan ayat-ayat suci (Dadang tak ingat pasti ayat apa saja yang dibaca pada waktu itu), kemudian lada itu dikepitkan di ketiak adiknya. Ayahnya memaksa makhluk itu keluar, sedangkan adiknya terus-terusan menangis dan kemudian jatuh pingsan. Ketika dia sadar, dia bilang ada bayangan hitam yang datang mengganggunya. Yang ia maksud dengan ‘mengganggu’ itu seperti apa, Dadang pun tak tahu. Pada waktu itu, adiknya ini memang sedang sedikit lemah iman. Tapi, itu adalah terakhir kalinya adik Dadang diganggu oleh makhluk halus tersebut. Sedangkan Dadang sendiri, belum pernah sekalipun mengalami gangguan-gangguan yang seperti itu. Ia hanya berharap tidak akan pernah diganggu oleh mereka.
Haaa... penakut juga Dadang ini.
Kembali pada kisah tentang perlintasan makhluk halus tadi. Menurut cerita teman-teman Dadang yang memang punya hobi bergadang sampai pagi, mereka pernah melihat bayangan berpakaian putih berjalan-jalan di sepanjang perlintasan parit itu (sebenarnya parit itu merintangi jalan di kampung mereka). Ketika itu mereka tengah berjalan kaki hendak pulang ke rumah masing-masing. Yang membuat Dadang merinding, makhluk yang dilihat oleh mereka itu berada di kawasan parit yang bersebelahan dengan rumah Dadang (rumah Dadang memang terletak di tepi jalan). Mulanya teman-teman Dadang tidak begitu yakin dengan makhluk yang dilihatnya itu. Tetapi ketika mereka perhatikan betul-betul...
“Waduuh, gila...!” teriak mereka serempak.
Karena tiba-tiba makhluk itu berhenti lalu berpaling ke arah mereka. Walaupun muka dari makhluk tersebut tidak terlihat jelas, namun teman-teman Dadang tetap merasa ketakutan dengan sosok itu.
Sambil menjerit ketakutan, mereka lari tunggang-langgang ke rumah masing-masing. Sampai di rumah badan mereka basah kuyub oleh keringat. Untunglah teman-teman Dadang ini masih memiliki sedikit rasa optimis. Kalau tidak, wah... bisa demam, panas tinggi selama seminggu penuh.
Tentang bayangan putih tadi, kakaknya sendiri yaitu bang Dudung, mengakui kalau dia sendiri pun pernah melihat makhluk seperti itu. Waktu itu masih di pagi buta, sekitar pukul 02.00 dini hari. Ketika itu dia keluar untuk buang air kecil (di kampung, biasanya toilet berada di luar rumah). Namun ketika ia hendak masuk kembali ke dalam rumah. Sekilas ia seperti melihat seseorang di kawasan parit itu. Seperti bayangan putih, mirip perempuan, berambut panjang, wajahnya tak begitu jelas terlihat. Tapi, bang Dudung ini orangnya pemberani. Dan dia terus saja memperhatikan makhluk itu bergerak sampai ke belakang rumah mereka. Sampai disitu makhluk itu pun menghilang. Dudung tak melihat dengan jelas muka makhluk itu, tapi yang pasti makhluk itu tidak menginjak tanah dan seperti melayang-layang. Setelah makhluk itu menghilang, Dudung bergegas masuk ke dalam rumah dan melanjutkan tidurnya.
Esok paginya, dia bercerita kepada Dadang perihal makhluk yang dilihatnya tadi malam.
“Hii... takut aku... kalau jauh dari kawasan rumah sih tidak apa-apa. Tetapi yang ini dekat sekali dengan rumah kita...!” teriak Dadang ketakutan.
Yang membuat Dadang merasa tak nyaman adalah, setelah kakaknya bercerita tentang makhluk itu, setiap kali mau buang air kecil Dadang mesti mengajak ibu untuk menemaninya dan menunggu di luar toilet.
Begitulah kisah yang Dadang ketahui dan ia ingat sampai kini. Dadang sendiri tidak mengalami langsung perihal peristiwa-peristiwa seram tadi. Tetapi ia turut berada dalam ruang dan waktu yang sama pada saat kejadian-kejadian aneh tersebut terjadi di kampungnya semasa masih kecil dulu.
No comments:
Post a Comment