Namaku Linda, aku tinggal di Lubuklinggau sebuah daerah di kota Palembang. Aku punya cerita, bukan pengalaman pribadi sih. Tapi ini kejadian yang di alami oleh tetangga-tetanggaku, langsung saja ke ceritanya.
Katanya di RT tempat aku tinggal itu banyak penghuninya, tapi Alhamdulillah sampai sekarang aku dan keluarga belum pernah diganggu, (hii..., jangan sampai dech!!) seperti yang dialami oleh tetanggaku yang bernama Om Ndut.
Nah, Om Ndut ini kalau pulang kerja sekitar jam 2an gitu. Dia kerja di sebuah RM besar di depan rumahku, kebetulan rumahku itu pas di pinggir jalan lintas, jadinya depan rumahku ada Rumah Makan yang lumayan gede.
Jam 2 seperti biasa Om Ndut pulang dengan berjalan kaki, tapi di perjalanan kok perasaannya nggak enak, kayak ada yang ngikutin gitu. Tapi dasarnya Om Ndut itu orangnya nggak penakut jadi nyantai saja dia jalannya walau katanya rada merinding. Setelah sampai di depan rumah, Om Ndut dibukain pintu oleh bininya yang lagi hamil muda, tapi dia sempat ngelirik ke depan rumahnya, tepatnya di bawah pohon mangga yang lumayan gede dan serem.
Eh, di sana ada Mbak Kunti pakai gaun putih lagi berdiri sambil tangan kirinya itu ngedekep boneka kumal. Mbak Kunti melepas pandang ke arah Om Ndut. Tapi Om Ndut cuek saja.
Terus cerita kedua, ini dari Sapto (adek temanku yang waktu itu Tahun 2009 baru kelas tiga SMA). Waktu itu malam minggu, biasalah cowok kalau malam minggu suka begadang dan pulang malam or subuh gitu, kalau nggak gitu katanya nggak gaul!
Jam 3 malam Sapto pulang dari main PS di rumah temannya. Kebetulan rumah temannya itu dekat rumah dia, jadinya dia cuma jalan kaki gitu. Kayak biasanya dia jalan kaki sendirian pulang ke rumah, namun dia merasakan suasana nggak seperti biasanya. Jalan raya sepi banget, terus Rumah Makan juga sepi. Ada apa ya? Batinnya. Dengan nggak sengaja dia nengok ke teras rumah tetanggaku yang cukup luas. Ternyata di teras itu ada Mbak Kunti yang lagi menghadap jendela kaca, terus nyisir rambutnya yang panjang. Terus dia lihatin saja itu cewek, tapi kok kayak terbang gitu kakinya nggak nginjek tanah. Ya sudah, langsung ngibrit dech, sampai-sampai sandalnya putus!
Cerita ke tiga, ini kisah yang di alami temanku namanya keling, si Keling ini kakaknya Sapto. Waktu itu malam Jum’at sekitar jam 00.30 WIB, nggak tahu kenapa dia nggak bisa tidur dan pengen banget keluar ke rumah temannya.
Akhirnya dia keluarin motor gedenya. Setelah melewati rumahku, nggak jauh ada jalan bersimpang tiga di situ. Di pinggirnya ada tempat Halte Bus, biasa di gunakan buat anak-anak SMP + SMA pulang sekolah. Tiba-tiba dari belakang halte ada Pak Pocong lagi loncat-loncat dan langsung saja si Keling muter motor refleks ngepot. Saking takutnya, Keling nggak kuat bawa motor. Akhirnya dia berhenti dan menggedor-gedor rumah warga.
Hampir semua rumah digedornya, sampai pagar rumahku di terjang sama dia. Otomatis Bokapku dan warga lainnya pada bangun, termasuk aku, aku liat mukanya pucat banget. Lima belas menit kemudian baru dia bisa ngomong dan bercerita apa yang dia liat tadi. Terus dia minta tolong sama Bokapku untuk mengambil motornya yang masih di depan halte. Demikianlah ceritanya.
No comments:
Post a Comment