Malam ini aku pulang dari kantor lebih malam dari hari biasanya. Karena ada meeting mendadak. Jam 20.30 an aku baru keluar dari kantor. Aku pulang naik kereta jurusan Bogor. Jarak kantorku dengan stasiun sangat dekat. Dari kantor aku berjalan kaki menuju ke stasiun. Waktu itu suasana stasiun agak sepi, mungkin karena sudah malam. Aku duduk di ruang tunggu, dan tanpa sadar aku ketiduran.
Beberapa saat kemudian ada seseorang membangunkanku,
“Mas mau kemana? Bangun ada kereta datang.”
Seketika aku bangun, dan melihat di depanku ada kereta api berwarna hijau. Setahuku kereta api inilah yang terakhir ke Bogor.
“Oh ya, saya mau ke Bogor. Terimakasih sudah membangunkan saya.” kataku dengan terburu-buru, karena kereta akan segera berangkat.
Aku langsung saja naik ke dalam kereta. Di dalam kereta, suasana tampak sunyi sepi dan agak aneh. Hanya segelintir orang yang naik ke dalam kereta. Itupun duduknya saling berjauhan dan semua penumpang duduk dengan posisi menunduk. Akhirnya aku melihat ada tempat duduk kosong dekat pintu keluar kereta. Aku duduk di samping nenek-nenek yang kepalanya menunduk.
“Mungkin nenek ini mengantuk sekali.” pikirku.
Aneh, beberapa menit kemudian kereta sudah sampai di stasiun yang aku tuju. Padahal biasanya memakan waktu sekitar 45 menit. Pada saat aku mulai berdiri, tiba-tiba kereta langsung berjalan kembali. Kontan saja aku panik, gimana sih, masa berhentinya cuma sebentar nggak ngasih kesempatan penumpang untuk turun. Tiba-tiba nenek di sampingku memegangi tanganku sambil berkata,
“Nak, kamu salah naik kereta.”
Mendengar itu spontan aku balik melihat ke arah nenek sampingku yang masih memegangi tanganku.
“Maksud Ne...”
Belum selesai pertanyaanku kuucapkan aku langsung menjerit histeris karena melihat nenek itu mukanya serem abis...setengah tulang dan blepotan sama kulit yang nyangkut dan nggak merata lagi.
Aku segera melepaskan pegangan tangannya dan memandangi sekitar. Semua penumpang menatapku, dengan wajah pucat pasi mereka semua menertawaiku dengan suara tawa yang aneh mirip suara kuntilanak. Aku bergegas berlari menuju pintu keluar. Sambil membaca doa aku menggedor-gedor pintu itu agar terbuka. Tiba-tiba,
“Bruk.”
Aku terjatuh ke tanah, seperti ada yang mendorongku dari belakang. Dari tempatku jatuh samar-samar kulihat kereta api itu perlahan-lahan menghilang. Karena saking kaget dan takutnya tiba-tiba aku pingsan tak sadarkan diri.
Esoknya, aku terbangun dan sudah berada di suatu kamar yang asing bagiku. Kemudian masuklah seorang kakek dengan membawa segelas air putih dan berkata,
“Sudah siuman rupanya? Minumlah air ini.” katanya.
“Dimana aku, dan Kakek siapa?” tanyaku penasaran.
“Di rumah kakek, semalam kamu pingsan di situ.” jawab kakek sambil menunjuk sebuah pemakaman. Ternyata kakek itu adalah juru kunci sebuah makam tua di Jogja.
Aku hanya bisa melongo mendengar penjelasan si kakek dan berusaha mencerna kejadian aneh yang semalam kualami.
No comments:
Post a Comment